Bisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) mencatat realisasi penyaluran bahan bakar minyak selama periode Lebaran tahun ini masih di bawah perkiraan perseroan.
Pada Sabtu (3/8/2013), penyaluran premium mencapai 97.266 kiloliter, lebih rendah 9,33% dibandingkan dengan prediksi 107.277 kiloliter. Padahal, H-5 Lebaran itu diyakini sebagai puncak arus mudik tahun ini.
Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, mengatakan penyaluran BBM tahun ini di luar dugaan perusahaan, karena lebih rendah dari prediksi yang telah ditentukan. Hal itu juga berdampak pada meningkatnya ketahanan pasokan BBM selama arus mudik dan balik Lebaran tahun ini.
“Agak di luar dugaan, ternyata realisasi penyaluran BBM di bawah prediksi kami. Pada H-5 Lebaran penyaluran premium hanya 97.266 kiloliter dari target 170.277 kiloliter. Kemudian solar hanya 66.749 kiloliter, lebih rendah 5,96% dari penyaluran harian normal 70.982 kiloliter,” katanya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (5/8/2013).
Hanung mengungkapkan hingga kini Pertamina masih memiliki premium 1,78 juta kiloliter yang cukup untuk 20 hari, sedangkan solar 1,703 juta kiloliter yang cukup untuk 24 hari. Perseroan juga terus memantau ketahanan pasokan BBM di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh wilayah Indonesia.
Pertamina akan mendahulukan pengiriman untuk SPBU yang pasokan BBM-nya menipis dibandingkan dengan SPBU yang pasokannya masih aman. Dengan begitu, diharapkan tidak terjadi kelangkaan BBM di seluruh wilayah, khususnya di sepanjang jalur mudik tahun ini.
“Di Kabupaten Subang hanya ada 1 SPBU yang pasokan premiumnya kritis, tetapi itu karena sedang melakukan renovasi. Jadi mereka tidak beroperasi,” jelasnya.
Hal yang sama terjadi di wilayah yang sempat dikhawatirkan terjadi kelangkaan, seperti di Tasikmalaya dan Sumatra Selatan. Di Depot Kertapati, Palembang, masih ada stok 13.000 kiloliter premium, dengan ketahanan sekitar 8 hari meskipun pasokan minyak mentah di Kilang Plaju berkurang dari stasiun pusat pemompaan produksi Tempino.
Sementara itu, di Depot Tasikmalaya masih ada 7.861 kiloliter premium dengan ketahanan pasokan sekitar 5 hari. Padahal, pipa yang mengalirkan premium dari Terminal BBM Lomanis Jawa Tengah menuju Terminal BBM Tasikmalaya, Jawa Barat sempat terbakar, dan mengalami kebocoran.