Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi pengembangan budidaya jeruk kalamansi di Bengkulu, menyusul meningkatkan permintaan terhadap komoditas tersebut untuk bahan sirup.
Braman Setyo, Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan pengembangan atau optimalisasi budi daya jeruk kalamsni sangat mendesak, karena produk sirupnya sudah mulai dikenal masyarakat luas.
Adapun optimalisasi pengembangan lahan budi daya jeruk mungil tersebut dipercayakan ke Koperasi Kultura Kalamansi Bengkulu. Saatini sekitar 7 hektar lahan sudah ditanami pohon jeruk kalamansi di bawah koordinasi koperasi tersebut.
”Pemerintah mendukung peranan Koperasi Kultura karena ingin mendukung program pemerintah Kotamadya Bengkulu yang telah menjadikan jeruk kalamansi sebagai produk unggulan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (25/7/2013).
Untuk itu Kementerian Koperasi dan UKM memberi bantuan berupa perangkat produksi atau pengolahan jeruk menjadi komoditas sirup. Bantuan itu untuk membentuk divisi khusus yang menangani proses dari hulu sampai hilir.
Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM bahkan menjadikan jeruk kalamansi masuk program optimalisasi melalui pendekatan one village one product (OVOP). Tahap pertama dari 7 hektar lahan tersedia, baru dimanfaatkan sekitar 4 hektar.
Sebelum budi daya jeruk kalamansi ditangan melalui program OVOP, pemimpin kotamadya Bengkulu menyerahkan bibit kepada setiap warga yang mempunyai lahan di sekitar rumahnya. Langkah tersebut dilakukan, untuk meningkatkan populasi jeruk kalamansi.
”Kelezatan sirup kalamansi yang telah dinikmati masyarakat, akhinya membuat permintaan pasar meningkat. Budi daya harus dilakukan untuk memenuhi permintaan yang saat ini tidak hanya Bengkulu,”papar Braman Setyo.
Pemerintah Kota Bengkulu juga mendukung budi daya yang ditandai dengan penyerahan 5.000 bibit pohon kepada Koperasi Kultura Kalamansi. Sebelum program OVOP dilaksanakan di Bengkulu, harga jeruk kalamansi di pasar Rp3.000 per kg
Saat ini, nilai jualnya ikut terangkat, karena di pasar harganya naik ke angka Rp5.000 per kilogram. Rencana bisnis yang diusung Koperasi Kultura Kalamansi adalah melakukan pembibitan, penamaman, pengolahan, serta pemasaran.