Bisnis.com, INDRAMAYU - Produksi ikan tangkap di tempat pelelangan ikan (TPI) Karangsong, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat anjlok hingga 53,3% pada Juni 2013 akibat anomali cuaca yang terus berlangsung.
Berdasarkan data dari pihak pengelola TPI Karangsong Indramayu, produksi ikan pada Juni 2013 hanya 700 ton, padahal pada bulan sebelumnya mencapai 1.500 ton atau turun 53,3%.
General Manager Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra Indramayu, selaku pengelola TPI Karangsong, Ahmad Syahroni mengatakan hujan yang terus berlangsung selama Mei-Juni 2013 membuat nelayan kesulitan saat melaut.
Dia memperkirakan hasil tangkapan nelayan akan semakin turun, mengingat hingga akhir Juli 2013 kondisi cuaca masih tidak menentu, padahal biasanya pada Juli-Agustus merupakan masa panen ikan bagi nelayan di Kabupaten Indramayu.
“Para nelayan semakin tertekan, karena tangkapan ikan turun. Sedangkan biaya melaut naik hingga 20%-30% karena kenaikan BBM,” katanya kepada Bisnis hari ini, Selasa (23/7/2013).
Syahroni mengungkapkan setelah kenaikan BBM, biaya operasional melaut yang menggunakan kapal berkapasitas sedang naik dari Rp30 juta menjadi Rp36 juta, dan kapal besar memerlukan biaya dari Rp50 juta menjadi Rp70 juta untuk sekali melaut.
“Nelayan saat ini dalam kondisi tertekan, karena anomali cuaca menurunkan hasil tangkapan dan biaya operasional melaut naik, serta harga jual ikan di pasar tidak berubah,” ujarnya.
Syahroni menjelaskan harga ikan tenggiri masih tetap Rp27.000 per kilogram sejak BBM belum naik.
“Kami masih menganalisis untuk penyesuaian harga ikan, apakah masyarakat akan mengurangi konsumsinya atau ada faktor lain? Padahal hasil tangkap turun dan biaya produksi nelayan semakin tinggi,” paparnya.