Bisnis.com, JAKARTA—Proyek Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) ditegaskan akan membutuhkan dukungan dana pinjaman lunak [soft loan] jangka panjang.
Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan proyek KSISS meliputi proyek pengembangan kawasan wilayah Banten dan Lampung dan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) sebagai penghubungan kedua wilayah.
Proyek tersebut, jelasnya, merupakan investasi jangka panjang yang membutuhkan pendanaan besar sehingga kendati dilaksanakan oleh konsorsium BUMN, swasta, dan Pemda, masih tetap memerlukan pendanaan dari pinjaman.
“Ini investasi jangka panjang dan harus gunakan soft loan jangka panjang, seperti MRT [Mass Rapid Transit],” ujarnya di Kemenko, Kamis (11/7/2013)
Oleh karena itu, lanjutnya, dukungan pemerintah diperlukan untuk membantu mendapatkan pinjaman lunak tersebut. Namun, Menperin tidak bisa mengungkapkan apakah dukungan tersebut dalam bentuk penjaminan dari pemerintah atau bentuk lain.
Menperin mengungkapkan terdapat 6 sampai 8 lokasi dari kedua kawasan dalam studi kelayakan [feasibility study/FS] yang rencananya selesai di 2014. Penyertaan beberapa kawasan tersebut ditujukan agar kelayakan pembangunan JSS dapat ditingkatkan sehingga para pemrakarsa mempu melaksanakan pengembalian modal.
“Proyek jembatan itu tidak feasible. Tetapi kalau menggunakan kawasan sebagai fasilitasnya, ini bisa feasible,” ujarnya.
Menperin mengharapkan pemrakarsa nantinya mampu mengundang investor lain untuk masuk ke KSISS. Namun, lanjutnya, pemerintah akan menjaga agar keistimewaan [privilege] dari pemrakarsa ini tidak berlebihan sehingga masih memberikan ruang minat bagi investor lain.
“Harus dijaga pemerintah dukung privilege daripada pemrakarsa jangan sampai tidak ada investor lain [yang berminat],” katanya.