Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memanfaatkan aliran gas sebesar 16 juta metric british thermal unit per hari (MMBTUD) untuk pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) di Bengkanai, Kalimantan Tengah.
Pemanfaatan gas tersebut untuk kapasitas listrik sebesar 155 Mega Watt (MW). Dalam penggunaan gas ini, PLN menggandeng konsorsium perusahaan Warsita Finland Oy dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) untuk membangun PLTMG tersebut.
"Pembangunan PLTMG membutuhkan waktu 15 bulan, dan akan memperkuat sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah pada akhir 2014," ungkap perusahaan listrik milik negara tersebut dalam siaran persnya hari ini, Rabu (10/7/2013).
Potensi penghematan bahan bakar minyak (BBM) solar yang berganti bahan bakar gas ini akan mencapai Rp1,6 triliun per tahun. Saat ini kedua daerah tersebut masih tergantung oleh pembangkit listrik tenaga diesel.
Perhitungan penghematan tersebut berasar dari biaya yang dikeluarkan untuk tenaga diesel sebesar Rp2.800/kWh. Sedangkan harga listrik yang menggunakan gas akan jatuh pada kisaran Rp1.100/kWh.
Gas yang mengalir untuk PLTMG tersebut sebenarnya sebesar 20 MMBTUD. Namun, 4 MMBTUD telah digunakan untuk perusahaan yang lain.
Dalam pembangunan pembangkit ini, teknologi yang digunakan seperti pembangkit listrik di Jawa Timur. Teknologi tersebut adalah penyimpanan gas menggunakan tabung CNG.
Selama penyimpanan tersebut, perseroan dan mengoperasikan pembangkit selama 4 jam dengan kapasitas 300 MW. Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan untuk menunjang pembangkit bervolume gas kecil, PLN akan membangun kapasitas tambahan.
"Dengan menggunakan volume gas kecil mampu menghasilkan listrik yang besar. Kami menyebutnya pembangkit peaker," ujarnya.
Penambahan kapasitas tersebut akan mendapat aliran listrik mencapai 200 MW dengan menggunakan volume gas yang sama. Ketika PLTMG beroperasi pada 2014, akan menghubungkan 4 sistem kelistrikan yang selama ini terpisah yaitu Muara Teweh dengan kapasitas 8 MW.
Selain itu juga sistem kelistrikan Batu Licin berkapasitas 12 MW, Buntok dengan kapasitas 10 MW dan Sampit yang memiliki kapasitas 33 MW.