Bisnis.com, SURABAYA – PT Perkebunan Nusantara X dalam musim giling tahun ini mengalokasikan dana Rp40,8 miliar guna membenahi lingkungan 11 pabrik gula (PG), di antaranya untuk perbaikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) M. Cholidi mengatakan BUMN pengelola 11 PG di Jawa Timur itu terus membenahi kondisi lingkungan pabrik, sebagai upaya mencapai standar Proper Hijau sesuai ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup.
Menurutnya, penataan lingkungan PG secara menyeluruh telah dilakukan PTPN X sejak tahun lalu dengan mengalokasikan dana Rp13,5 miliar.
“Pada tahun ini kami menaikkan anggaran pengelolaan lingkungan menjadi Rp40,8 miliar, untuk pembenahan sistem pengelolaan lingkungan, menjalin hubungan baik dengan masyarakat, dan mengupayakan 4R (reduce, reuse, recycle dan recovery) sesuai standar Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup,” ujarnya, Selasa (9/7).
Cholidi menyatakan pentingnya pelaku industri gula mewujudkan konsep bisnis secara berkelanjutan berupa peningkatan standar mutu pengelolaan lingkungan, termasuk pengolahan limbah.
Langkah tersebut sekaligus dimaksudkan menjalin hubungan baik dengan masyarakat yang tinggal di sekitar PG.
Masalahnya, pengelolaan air limbah yang tidak bagus bisa mencemari lingkungan dan menimbulkan protes masyarakat.
Untuk itu, lanjut Cholidi, pihaknya secara berkala melakukan uji laboratorium pengelolaan limbah PG.
Dia mengaku limbah 11 PG yang dikelola PTPN X di bawah baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Diantaranya indikator air rembesan (effluent) jatuhan kondensor PG Gempolkrep (PG yang berlokasi di pinggir Sungai Brantas di Kabupaten Mojokerto) telah memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5/2010 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Industri Gula.
Ke-11 PG milik PTPN X saat ini melakukan giling tebu, dengan target produksi gula sebanyak 538.000 ton melalui pasokan tebu petani yang diperkirakan mencapai 6,4 juta ton.
Pada tahun lalu BUMN tersebut merealisasikan produksi gula sebanyak 494.000 ton.