BISNIS.COM, PALEMBANG – Pemerintah Kota Palembang menilai kenaikan harga daging ayam hingga 60% dari harga normal di pasar belakangan ini tidak wajar dan di luar tren peningkatan harga kebutuhan pokok yang lazim terjadi jelang Ramadhan.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Palembang, Yustianus, mengatakan dari sejumlah komoditas bahan pokok yang dipantau pemerintah, harga daging ayam dan telur yang mengalami peningkatan cukup signifikan.
“Kami saja kaget dengan kenaikan harga daging ayam dan telur yang tembus sampai di atas 50% padahal sekarang belum puasa karena biasanya harga komoditas mulai menunjukkan tren peningkatan saat puasa tiba dan mengalami puncaknya di H-2 Idulfitri,” jelasnya, Jumat (5/7/2013).
Berdasarkan data Disperindagkop harga daging ayam sudah berada di posisi Rp40.000 per kg dari sebelumnya Rp23.000 per kg – Rp25.000 per kg. Sementara harga telur ayam mencapai Rp20.000 per kg.
Pemerintah khawatir harga kedua komoditas ini semakin melambung sampai menjelang hari raya Agustus 2013 mendatang. Oleh karena itu pihaknya meminta komitmen seluruh pemangku kepentingan, termasuk dinas terkait dan pemerintah provinsi untuk mengendalikan harga komoditas ini.
Yustianus mengemukakan pedagang sendiri beralasan kenaikan yang terjadi karena menjelang puasa dan imbas penaikan harga BBM bersubsidi.
Menurut dia, kondisi kenaikan harga daging ayam ini tidak ada kaitan dengan spekulan yang memanfaatkan momen puasa untuk memainkan harga.
Sementara itu peternak ayam di Sumsel sendiri menilai spekulan sangat berpotensi mengambil peran sehingga menyebabkan harga daging ayam melambung.
Ketua Asosiasi Masyarakat Peternak Sumsel Ismaidi mengatakan harga daging ayam di tingkat peternak mengalami kenaikan masih di bawah 50%.
Saat ini harga daging ayam di tingkat peternak sebesar Rp21.000 per kg dari kondisi normal sekitar Rp15.000 per kg. (ltc)