BISNIS.COM, TANGERANG—Grup Ciputra menargetkan pelatihan entrepreneurship kepada mantan penderita kusta mulai terlaksana pada September 2013.
Pengusaha nasional Ciputra mengatakan pihaknya ingin ikut mendorong kepercayaan diri para mantan penderita kusta untuk tidak hanya berkarya, tetapi juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya dan orang lain.
"Kami akan adakan pelatihan di seluruh daerah, tetapi untuk tahap awal kami ingin fokus di Jakarta dulu. Kemungkinan September, setelah Lebaran bisa dimulai," ujarnya, Senin (1/7/2013).
President Universitas Ciputra Entrepreneurship Center Antonius Tanan menambahkan dalam melakukan pelatihan akan terdiri dari tiga tahap.
"Tahap pertama itu inspirasi. Ubah mindset bahwa mereka bisa menjadi pengusaha. Tahap kedua adalah edukasi. Dan tahap ketiga adalah inkubasi, menciptakan usaha baru," paparnya.
Saat ini, lanjut dia, banyak orang berpikir untuk berwirausaha yang penting adalah memproduksi sesuatu. Padahal, hal terpenting dalam berwirausaha adalah bagaimana bisa menjual suatu barang.
Ciputra menambahkan untuk menjadi wirausahawan juga tidak perlu takut karena tidak memiliki modal.
"Semua orang [pengusaha] di generasi pertama juga tidak ada uang. Yang penting punya spirit untuk berusaha. Itu yang ingin kami sebarluaskan," jelasnya.
Namun, seperti diketahui, mantan penderita kusta masih belum sepenuhnya diterima di lingkungan masyarakat. Hal ini pula yang menjadi penyebab mantan penderita kusta kurang bisa mengembangkan diri dalam berusaha.
"Memang masih banyak stigma di masyarakat yang takut tertular. Padahal, jika seorang penderita kusta telah melakukan pengobatan, maka risiko penularannya akan sangat rendah. Dan tidak perlu ditakuti," tutur dr. Monica M Sihombing dari Ciputra Hospital.
Dia mengatakan pengobatan intensif bagi penderita kusta biasanya dilakukan selama 6 bulan hingga 1 tahun.
Dalam melakukan pelatihan dan mendorong entrepreneurship bagi mantan penderita kusta ini juga dilakukan bersama Asosiasi Yayasan Untuk Bangsa (AYUB).
Direktur Eksekutif AYUB Thomas Bambang juga mengatakan dalam memasarkan produk hasil karya mantan penderita kusta, pihaknya juga akan bekerjasama dengan pihak lainnya.
"Misalnya saja untuk produk baju, ada designer terkenal yang bersedia dipakai mereknya untuk produk buatan mantan penderita kusta," ungkapnya.