Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SEMEN INDONESIA Dapat Kredit Ekspor US$200 Juta

BISNIS.COM, JAKARTA--PT Semen Indonesia Tbk akan memperoleh dana US$200 juta melalui skema pinjaman ekspor atau export credit agency (ECA) pada semester kedua 2013. Sekretaris Perusahaan Semen Inndonesia Agung Wiharto menyampaikan pinjaman ECA tersebut

BISNIS.COM, JAKARTA--PT Semen Indonesia Tbk akan memperoleh dana US$200 juta melalui skema pinjaman ekspor atau export credit agency (ECA) pada semester kedua 2013.
 
Sekretaris Perusahaan Semen Inndonesia Agung Wiharto menyampaikan pinjaman ECA tersebut berasal dari negara-negara tujuan pembelian peralatan di Eropa, seperti Jerman dan Denmark.
 
"Penarikan dana untuk belanja modal dari ECA sekitar US$200 juta, seharusnya kuartal ketiga atau keempat," ujarnya usai menghadiri seminar BUMN Business Executive Gathering, Senin (1/7/2013).
 
Dana akan digunakan untuk belanja modal tahun ini yang direncanakan sekitar Rp3 triliun. Kekurangan belanja modal sekitar Rp1 triliun akan ditutupi dari kas internal.
 
Pada rencana awal, perseroan menganggarkan belanja modal tahun ini sekitar Rp4 triliun, namun dia memprediksi penggunaan akan meleset dari target semula.

Pasalnya, ada sejumlah proyek tahun berjalan (multiyears) dengan pola pembayaran yang dilunasi tahun berikutnya (carry over).
 
"Pabrik di Rembang, Padang yang sudah kami pertimbangkan belum perlu dikeluarkan, pembelian alat juga bisa di akhir tahun atau awal tahun depan," jelasnya.
 
Sampai semester pertama, lanjutnya, perseroan baru menyerap belanja modal sekitar 25%-35% dari target awal, atau sekitar Rp1 triliun-Rp1,4 triliun a.l. untuk pembangunan pabrik powerplan , packing plan, perawatan peralatan, beban sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi.
 
Terkait kinerja operasional, Agung mengungkapkan perseroan telah menjual setidaknya 12 juta ton semen pada enam bulan pertama 2013, atau sekitar 50% dari target sepanjang tahun ini yang sebesar 24,5 juta ton.
 
Sejalan dengan pertumbuhan volume penjualan dan kenaikan harga 1,5%, maka pendapatan perseroan diperkirakan tumbuh 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi sekitar Rp10,3 triliun dari capaian semula Rp8,6 triliun.
 
Untuk menyesuaikan lonjakan biaya transportasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), emiten berkode SMGR itu berpotensi menaikkan harga jual sebanyak 5%-6% pada tahun ini.  (ra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda
Editor : Rustam Agus
Sumber : Amri Nur Rahmat
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper