Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSIDEN BIG GOSSAN: Negara Kehilangan Potensi Penerimaan

BISNIS.COM, JAKARTA--Insiden runtuhnya fasilitas pelatihan pertambangan Big Gossan milik PT Freeport Indonesia berdampak pada hilangnya potensi penerimaan negara dari produksi emas perusahaan.

BISNIS.COM, JAKARTA--Insiden runtuhnya fasilitas pelatihan pertambangan Big Gossan milik PT Freeport Indonesia berdampak pada hilangnya potensi penerimaan negara dari produksi emas perusahaan.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Thamrin Sihite mengatakan pemerintah meminta PTFI menghentikan operasinya hingga penanganan korban runtuhnya Big Gossan selesai ditangani. Sebagai konsekuensinya, negara akan kehilangan potensi penerimaan dari produksi emas yang dihasilkan perusahaan.

“Konsentrasi kami saat ini adalah menyelamatkan para korban. Konsekuensinya pendapatan negara tertunda,” katanya saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (21/5/2013).

Seperti diketahui, produksi emas PTFI pada kuartal 1-2013 lalu mencapai 212.000 ons troi. Sementara realisasi penjualan emas Freeport sepanjang Januari-Maret silam hanya mencapai 191.000 ons troi.

Thamrin mengungkapkan pihaknya telah meminta PTFI menghentikan operasinya sejak 14 Mei 2013 lalu hingga penanganan insiden itu selesai. Akan tetapi, Pemerintah tetap mengizinkan PTFI melakukan perawatan di wilayah pertambangannya untuk keselamatan kerja di tambang terbuka Grasberg.

Menurutnya, produksi PTFI saat ini memang mengalami penurunan karena perusahaan saat ini fokus mengerjakan pertambangan bawah tanah. “Produksi mereka pada kuartal 1-2013 kan memang menurun sekitar 20% dibandingkan dengan produksi pada 2012. Itu karena mereka ingin mengembangkan pertambangan bawah tanah,” katanya.

Saat ini, Pemerintah telah mengirimkan 5 orang inspektur tambang untuk menyelidiki penyebab runtuhnya fasilitas pelatihan pertambangan tersebut. Dari situ nantinya Pemerintah akan memastikan penyebab utama runtuhnya fasilitas itu.

Terkait kemungkinan adanya sanksi yang diberikan kepada PTFI, Thamrin menegaskan masih harus menunggu hasil investigasi yang dilakukan. Alasannya, pada saat kejadian juga intensitas hujan di wilayah tersebut sedang tinggi, sehingga muncul dugaan hal tersebut memunculkan beban berlebih pada fasilitas itu.

Sementara pihak PTFI sendiri belum dapat dimintai konfirmasinya terkait potensi kerugian yang diakibatkan terhentinya kegiatan operasi perusahaan pascainsiden di Big Gossan.

Tahun ini sendiri, perusahaan optimistis dapat mendongkrak produksi emas hingga 1,3 juta ons troi atau lebih tinggi sekitar 44,4% dibandingkan dengan produksi 2012 lalu yang sebesar 900.000 ons troi.

Produksi bijih pada tahun 2012 lalu mencapai 165.000 ton per hari, atau turun dari tahun sebelumnya sebanyak 166.000 ton per hari. Peningkatan produksi emas Freeport itu menjadi penunjang utama dari peningkatan target produksi emas secara nasional dari 66 ton pada 2012, menjadi 88 ton pada 2013.

Meskipun produksi emas Freeport pada 2012 mengalami penurunan, perusahaan mampu memperoleh pendapatan sebesar US$ 3,92 miliar. hal itu disebabkan harga rata-rata emas tahun lalu mengalami peningkatan 5,1%, yakni dari US$ 1.583 per ons menjadi US$ 1.664 per ons.

Sedangkan untuk harga rata-rata tembaga pada 2012 mencapai US$ 3,58 per pon, turun tipis dari tahun sebelumnya sebesar US$ 3,85 per ons. (MFM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper