BISNIS.COM, JAKARTA— Penyerahan draf Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2013 dari pemerintah kepada DPR-RI yang dijadualkan pada pekan ini mundur.
Hingga hari ini, Rabu (15/5/2013), pemerintah belum juga menyerahkan draf RAPBN-P untuk dibahas oleh parlemen. Padahal, sejumlah kalangan menilai pembahasan RAPBN-P tersebut sudah mendesak karena menyangkut rencana kebijakan pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan cara menaikkan harga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan penyerahan draf RAPBN-P tersebut kemungkinan baru dapat diserahkan pada akhir pekan ini atau awal pekan depan.
"Segera. Kami usahakan minggu ini. Kamis. Kalau tidak Kamis, ya Jumat [akan diserahkan]. Kalaupun meleset ya Senin," ujar Hatta ketika ditemui di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/5/2013).
Hanya saja, Hatta enggan mengakui bahwa rencana penyerahan tersebut mundur dari rencana sebelumnya, yang disebutkan pada awal pekan ini.
"Sebetulnya bukan mundur. Memang jadualnya itu kan ada pembahasan di rapat kabinet, persiapkan asumsi, ini harus matang. Lalu dirapatkan. Setelah itu paripurna," ujarnya.
Hatta mengatakan rencana kebijakan penaikkan harga BBM memberikan kontribusi pertambahan inflasi sebesar 1,5% - 1,6%.
"Jadi mungkin nanti inflasinya jadi sekitar 6,9% - 7,2% lah kira-kira. Karena BBM memang. Tapi ya nanti kami kendalikan," ujarnya. (ltc)