BISNIS.COM, JAKARTA--Pemerintah memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis premium sebanyak 31 juta kilo liter sepanjang tahun ini, atau tumbuh 10% dibandingkan dengan realisasi konsumsi premium sepanjang 2012 yang sebesar 28,24 juta kilo liter.
Edy Hermantoro, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM mengatakan perkiraan konsumsi premium sebanyak 31 juta kilo liter itu merupakan asumsi yang dihitung jika Pemerintah tidak melakukan pengendalian.
Hal itu juga didapat dengan melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus pada angka sekitar 6%.
“Dari sisi pengeluaran, tentu ini akan berhubungan dengan bagaimana tren konsumsi BBM subsidi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, kenaikan konsumsi premium dapat mencapai 10%,” katanya di Jakarta, Selasa (7/5/2013).
Dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2013 sendiri ditetapkan kuota BBM subsidi jenis premium sebesar 29,2 juta kilo liter.
Sementara untuk konsumsi solar sepanjang tahun ini, Edy memperkirakan akan meningkat sekitar 8% dari realisasi konsumsi solar pada 2012.
Artinya, konsumsi solar sepanjang tahun ini diprediksi akan mencapai 16,8 juta kilo liter, sementara kuota dalam APBN 2013 sendiri hanya sebesar 15,11 juta kilo liter.
Kemudian untuk konsumsi minyak tanah, lanjut Edy, diperkirakan akan mencapai 1,2-1,3 juta kilo liter. Perkiraan tersebut hanya lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan realisasi konsumsi minyak tanah sepanjang 2012 yang sebesar 1,18 juta kilo liter.
“Memang konsumsi minyak tanah ada efisiensi dari 1,7 juta kilo liter sesuai kuota APBN 2013 menjadi 1,2-1,3 juta kilo liter,” jelasnya.
Meski demikian, Kementerian ESDM belum berencana untuk mengajukan usulan revisi kuota minyak tanah subsidi dalam rancangan APBN perubahan 2013.
Alasannya, kuota minyak tanah dapat digunakan sebagai penyangga meningkatnya konsumsi BBM subsidi pada akhir tahun.
Sebelumnya, Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan kuota BBM subsidi yang sebanyak 46,01 juta kilo liter tidak akan mencukupi kebutuhan sepanjang tahun ini.
Alasannya, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah berdampak pada peningkatan kebutuhan BBM.
“Nanti di APBN Perubahan akan ada tambahan kuota [BBM bersubsidi] untuk setahun ini yakni untuk solar dan premium. Pada 2012 kan kuota BBM subsidi 45,27 juta kilo liter, sementara kuota 2013 hanya 46,01 juta kilo liter. Jadi itu tambahan tidak sampai 1 juta kilo liter, sementara pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5%,” katanya. (ra)