BISNIS.COM, JAKARTA - Melambatnya pertumbuhan ekonomi China dari 7,9% pada kuartal IV/2012 menjadi 7,7% di kuartal I/2013 akan berdampak negatif terhadap kinerja ekspor Indonesia, khususnya ekspor non migas.
Eric Alexander Sugandi, Ekonom Standard Chartered Bank, mengatakan China merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, terutama untuk komoditas batu bara dan CPO [Crude Palm Oil].
Namun, jelasnya, pertumbuhan ekonomi China kuartal I/2013 yang melambat tidak perlu dikhawatirkan. Eric memprediksi ke depannya, perekonomian China akan semakin membaik sehingga masih bisa menyokong pemulihan kinerja ekspor Indonesia.
“Masih terlalu dini untuk menilai perekonomian China benar-benar melambat. Prediksi kami perekonomian China masih bisa tumbuh 8,3% sepanjang tahun, lebih tinggi dari 7,8% sepanjang 2012,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (15/4/2013).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan sepanjang 2012, kontribusi China sebagai daerah tujuan ekspor non migas Indonesia tercatat paling besar, mencapai 13,63% dari keseluruhan ekspor non migas dengan nilai ekspor mencapai US$20,86 miliar.
Adapun sepanjang Januari sampai Februari 2013, China tetap berkontribusi paling besar untuk pangsa pasar ekspor non migas Indonesia, mencapai 13,08% dengan nilai ekspor sebesar US$3,29 miliar.