BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Keuangan memandang terjadinya defisit APBN di kuartal I/2013 sebesar Rp17,9 triliun merupakan anomali yang terjadi akibat penerimaan pajak yang tidak sesuai target dan tingginya realisasi belanja.
Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan postur Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara biasanya baru membentuk defisit pada semester II tahun anggaran.
"Biasanya malah sampai semester I masih surplus, pada 2011 seperti itu. Pada 2012 memang lebih cepat. Tapi memang tergantung BBM," katanya di Kemenkeu, Kamis (11/04).
Berdasarkan data Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu, total realisasi pendapatan negara dan hibah hingga 28 Maret 2013 mencapai Rp254,0 triliun atau 16,6% dari target APBN 2013 sebesar Rp1.529,7 triliun.
Adapun total belanja negara pada periode yang sama mencapai Rp271,9 triliun atau 16,2% dari pagu APBN 2013 Rp1.683,0 triliun. Akibatnya postur APBN pada akhir 2013 membentuk defisit sebesar Rp17,9 triliun.
Defisit APBN pada kuartal I/2013 yang sebesar Rp17,9 triliun jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi defisit APBN 2012 pada periode yang sama, yakni Rp8,0 triliun. Adapun tingkat defisit APBN pada 2013 ditargetkan sebesar 1,65% dari PDB.
Meski pembayaran subsidi BBM baru Rp3,5 triliun dari pagu Rp193,8 triliun, namun Bambang menilai terbentuknya defisit turut didorong oleh tingginya realisasi subsidi BBM.
"Biasanya yang menentukan defisitnya cepat itu subsidi BBM, artinya ini kan kombinasi dengan penerimaan pajak yang belum sesuai target," tuturnya.
DEFISIT APBN 2013: Suatu Anomali, Terjadi pada Kuartal I
BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Keuangan memandang terjadinya defisit APBN di kuartal I/2013 sebesar Rp17,9 triliun merupakan anomali yang terjadi akibat penerimaan pajak yang tidak sesuai target dan tingginya realisasi belanja. Plt. Kepala Badan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
10 jam yang lalu