Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NERACA PERDAGANGAN : Cegah Defisit, Pemerintah Agar Optimalkan Non Tariff Barrier

BISNIS.COM, JAKARTA --  Pemerintah diminta mengoptimalkan kebijakan non tariff barrier (NTB) dengan segera mengavaluasi dan merevisi seluruh standar nasional Indonesia (SNI) untuk mengurangi tekanan defisit neraca perdagangan.Enny Sri Hartati, Ekonom

BISNIS.COM, JAKARTA --  Pemerintah diminta mengoptimalkan kebijakan non tariff barrier (NTB) dengan segera mengavaluasi dan merevisi seluruh standar nasional Indonesia (SNI) untuk mengurangi tekanan defisit neraca perdagangan.

Enny Sri Hartati, Ekonom INDEF, mengemukakan optimalisasi NTB menjadi salah satu langkah strategis ditengah melemahnya kinerja ekspor yang melambat pada dua bulan pertama tahun ini.

"Revisi SNI yang sudah kadaluarsa dan menerapkannya secara tegas sebagai bagian dari NTB bisa menekan laju impor secara kuantitatif untuk melindungi kepentingan industri dalam negeri serta meminamilisasi tekanan dari defisit neraca perdagangan," ujarnya, Selasa (9/4/2013).

Berdasarkan data BPS, pada dua bulan pertama tahun ini neraca perdagangan Indonesia defisit US$402,1 juta yang dipicu perdagangan komoditas migas semakin defisit sementara surplus perdagangan non-migas semakin menipis.

Sepanjang Januari-Februari 2013 neraca perdagangan komoditas migas deifisit US$2,46 miliar, naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$14 juta. Sementara perdagangan non migas meski mengalami surplus US$2,01 miliar pada Januari-Februari 2013 tidak mampu menahan tekanan defisit neraca perdagangan migas.

Defisit yang terjadi pada Januari-Februari 2013 itu, berbnading terbalik dengan pencapaian periode tahun sebelumnya yang mencatatkan surplus mencapai US$1,84 milkiar.

Menurut Enny, membengkaknya tekanan defisit neraca perdagangan lebih disebabkan lemahnya kebijakan pengendalian impor, baik impor migas maupun non migas.

Selain optimalisasi NTB, lanjutnya, pemerintah diharapkan membuka perdagangan internasional bagi komoditi yang berdaya saing serta mengembangkan kapasitas kelembagaan ekspor sebagai dukungan untuk sektor yang belum memiliki daya saing di tingkat global.

"Dan tidak kalah pentingnya, urgensi antara tim marketing dan tim promosi yang permanen [terlembagakan]untuk lebih memperluas pasar dan menjaga produk nasional baik di dalam negeri maupun luar negeri," papar Enny.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper