BISNIS.COM, JAKARTA-Asosiasi Tol Indonesia (ATI) meminta pemerintah untuk segera merealisasikan pembangunan mass rapid transit (MRT) karena kebutuhan moda transportasi massal di Jakarta sudah sangat mendesak untuk mengurai persoalan kemacetan.
Ketua ATI Fathur Rahman mengungkapkan jalan tol di jakarta baik milik PT Jasa Marga Tbk (Cawang-Tomang-Cengkareng) dan milik PT Citra Marga Nushapala Persada (Cawang-Tanjung Priok-Ancol-Pluit) sudah melebihi kapasitas. Tambah lagi tidak ada penambahan jalan yang berarti di Jakarta sementara penjualan mobil terus meningkat.
“Contra flow mengatasi kemacetan hanya temporel, pada jam-jam tertentu saja dan menggunakan pembatas yang tidak permanen. Harus ada solusi yang tidak biasa. Satu-satunya cara ialah transportasi masal,” ujarnya di Jakarta, Senin (8/4/2013).
Sekedar catatan untuk mengurai kemacetan di jalan tol PT Jasa Marga memberlakukan contra flow di dua rute yakni Cawang-Semanggi dan Grogol-Slipi. Berdasarkan evaluasi yang dibuat Polda Merto Jaya contra flow yang dibuat Jasa Marga berhasil mengurangi kemacetan.
Sementara contra flow yang diadakan CMNP gagal karena menyebabkan kemacetan di lajur sebaliknya sehingga dibatalkan uji cobanya. Uji coba yang rencananya dilakukan tiga (tanggal 5, 8, dan 9 April) hari langsung dibatalkan pada hari kedua.
Fathur mengungkapkan kemacetan tidak dapat dijawab dengan hanya mengandalkan jalan tol. Jalan tol memindahkan orang dan kendaraan tetapi moda MRT akan memindahkan orang dan bukan kendaraan.
Dia menjelaskan MRT merupakan jenis moda transportasi yang paling tepat karena akan mengankut orang dalam jumlah banyak. Selain itu MRT akan memanfaatkan ruang bawah tanah yang selama ini belum dimanfaatkan dengan baik.
Walaupun pembangunan MRT membutuhkan banyak biaya, menurutnya, pemerintah dapat membangun dengan catatan pemerintah menghapus subsidi BBM yang dinilai tidak tepat sasaran. Dana subsidi BBM yang mencapai Rp300 trilun dapat diberikan kepada Pemprov DKI Jakarta sebesar Rp25 triliun secara bertahap tiap tahun untuk membangun MRT.
“Jika dana dari subsidi BBM, cukup Rp25 triliun selama 5 tahun diberikan kepada Pemprov DKI Jakarta. MRT pasti terbangun," tegasnya.