BISNIS.COM, JAKARTA—Operator angkutan barang dan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Jawa Tengah mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar untuk angkutan jenis itu.
Slamet Riyadi, Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Tanjung Emas Semarang, mengatakan, kondisi tersebut menyebabkan, lebih dari 35% armada pelabuhan di Tanjung Emas tidak bisa beroperasi sudah sejak sepekan terakhir ini.
“Kami sudah meminta kepada Pertamina dan Pemrov setempat, untuk penambahan kuota BBM jenis itu. Sudah ada janji mau diberi penambahan kuota 10 dari yang saat ini tetapi sampai sekarang belum terealisasi,” ujarnya kepada Bisnis sore hari ini, Selasa (26/3/2013).
Dia mengatakan, saat ini jumlah armada angkutan peti kemas anggota Organda yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebanyak 1.300 unit, sedangkan untuk angkutan non peti kemas (kargo umum) mencapai 800 unit.
Sulitnya memperoleh BBM Solar bersubsidi tersebut, kata dia, menyebabkan banyak barang di pelabuhan tidak bisa dilayani sesuai jadwal karena banyak stasiun pengisian bahan bakar minyak umum (SPBU) di wilayah Semarang , Jawa Tengah dan sekitarnya tidak menjual BBM Solar bersubsidi.
Padahal, kata dia, seharusnya kuota/volume solar bersubsidi bagi truk angkutan barang di perbanyak di wilayah ini, sebab wilayah Semarang merupakan perlintasan operasional truk dari Jawa Barat maupun Jawa Timur.
“Kalaupun ada yang jual solar bersubsidi di SPBU, jumlahnya dibatasi yakni satu truk trailler hanya bisa mengisi BBM Solar bersubsidi maksimal 100 liter, atau hanya sepertiga dari kebutuhan tiap unit per operasional per hari,” tuturnya.
Dia mengatakan, sudah menyampaikan masalah ini melalui Forum Komunikasi (Forkom) Organda Angkutan Khusus Pelabuhan se-Indonesia untuk segera di tindaklanjuti melalui Pemerintah pusat di Jakarta.