BISNIS.COM, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan memfinalisasi draft kesepakatan bersama soal penetapan mekanisme kerja sama regional untuk kesiapsiagaan dan penanggulangan tumpahan minyak di kawasan Asean.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Bobby R Mamahit mengatakan pentingnya penanganan serius terhadap tumpahan minyak dari kapal, operasi lepas pantai atau offshore, pelabuhan, dan fasilitas penampungan minyak.
Tumpahan itu dapat menyebabkan kerusakan lingkungan laut sehingga perlu segera dibentuk dan diperkuat bantuan dan kerja sama internasional yang saling menguntungkan dalam mencegah dan menanggulangi pencemaran laut.
Hal itu disampaikan Bobby dalam sambutannya ketika membuka Workshop to Finalize the MoU on Establishing a Regional Cooperative Mechanism for Oil Spill Preparedness and Response in the Asean Region pada Selasa (19/3/2013) di Jakarta.
Acara itu merupakan hasil kerja sama organisasi maritim internasional atau International Maritime Organization (IMO) menggandeng International Petroleum Industry Environmental Conservation Association (IPIECA).
Turut hadir dalam acara itu perwakilan IMO, secretariat Asean, dan 10 negara anggota Asean yakni Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filiphina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Indonesia, kata Bobby, sebagai tuan rumah penyelenggaraan workshop tersebut akan menyampaikan secara resmi draft final MoU kepada sekretariat Asean sebagai kepatuhan atau submisi kepada the 26th meeting of the Asean—MTWG dalam mendapatkan pengesahan pada STOM ke-35.
Menurut Bobby, workshop itu menjadi sarana meninjau dan mematangkan rencana aksi dalam menanggulangi tumpahan minyak. Rencana penanggulangaa ini pernah dibahas sebelumnya dalam the 25th ASEAN—Maritime Transport Working Group (MTWG) ke-23 di Yangon, Myanmar, pada Maret tahun lalu.
“Workshop ini juga memfasilitasi kerja sama yang harmomis antara setiap pemangku kepentingan atau stakeholders terkait dalam hal penanggulangan pencemaran minyak di kawasan Asean,” dalam dalam siaran pers, Rabu (20/3/2013).
Upaya mencari langkah pencegahan pencemaran minyak ini diawali dengan kesepakatan yang dicapai pada 32nd Senior Transport Officials Meeting (STOM).
Pada forum ini disepakati bahwa Malaysia akan menyiapkan bahan soal sspek teknis atau operasional dari rencana penangunggulangan pencemaran.
Rencana aksi itu lalu disampaikan dalam forum MTGW ke-23 di Yangon. Selanjutnya, IMO menyelenggarakan pertemuan bertajuk the Workshop on Establishing a Regional Cooperative Mechanism for Oil Spill Preparedness and Response in the Asean Region pada Oktober tahun lalu.
Pada workshop itulah disepakati pembentukan kesepakatan bersama mengenai penetapan mekanisme kerjasama regional untuk kesiapsiagaan dan penanggulangan tumpahan minyak di kawasan Asean.
Dalam sejumlah forum itu telah disampaikan rencana aksi yang dimaksud untuk dipelajari sehingga mendapatkan masukan dari masing—masing negara Asean.
Dengan demikian dalam forum sehari di Jakarta yang merupakan kelanjutan dari pertemuan Asean MTWG Meeting, diadakan untuk memfinalisasi draft kesepakatan bersama soal mekanisme penanggulangan tumpahan minyak.