BISNIS.COM, JAKARTA—Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan menjelaskan hingga tahun ini terdapat 35 bandara atau pangkalan udara yang digunakan secara bersama oleh sipil dan militer.
Mangindaan menyatakan ia telah berbicara dengan pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk melakukan kerja sama pemanfaatan bandara agar digunakan untuk pengoperasian bandara sipil dan pangkalan udara militer.
“Dari 35 bandara, 25 di antaranya sudah aman [penggunaan bersama] dan 10 bandara lainnya akan ditindaklanjuti untuk pemanfaatan bersama. Kita tidak ada masalah untuk pengoperasian. Yang penting kepemilikan aset jelas,” ujarnya di Gedung DPR RI, Selasa malam (19/3/2013).
Permasalahan pencatatan aset itu meliputi 10 bandara yang tersebar di beberapa provinsi.
Dia menjelaskan dalam pengembangannya pihaknya akan tetap memprioritaskan bandara sipil untuk pelayanan kepada masyarakat.
Namun mantan jenderal bintang tiga dari kesatuan TNI AD itu juga mengatakan penggunaan bandara sipil juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara.
Penggunaan bandara itu mengacu pada UU Nomor 1/2009 tentang Penerbangan pada pasal 257, 258 dan 259 tentang penggunaan bersama bandar udara dan pangkalan udara.
Menurutnya pada 31 Januari 2011 Dijten Perhubungan Udara Kemenhub, TNI AU, PT Angkasa Pura I-II telah melakukan kesepakatan bersama untuk pengaturan penggunaan bersama bandar udara dan pangkalan udara.
Dia menambahkan saat ini semua instansi terkait sedang membahas kerja sama penggunaan Bandara Juanda, Surabaya dengan pihak TNI AL dan Bandara Ahmad Yani, Semarang dengan pihak TNI AD. (LN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
