Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petrokimia Gresik Gandeng Jasindo Untuk Asuransi Petani

BISNIS.COM, JAKARTA—Salah satu produsen pupuk PT Petrokimia Gresik (PKG) menggandeng PT Jasindo mulai melaksanakan sistem asuransi usaha tani padi untuk lahan petani seluas 475 hektare di Tuban dan Gresik, Jawa Timur.

BISNIS.COM, JAKARTA—Salah satu produsen pupuk PT Petrokimia Gresik (PKG) menggandeng PT Jasindo mulai melaksanakan sistem asuransi usaha tani padi untuk lahan petani seluas 475 hektare di Tuban dan Gresik, Jawa Timur.

Lahan petani seluas 475 ha itu merupakan lahan milik petani yang ikut dalam program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K).

Dirut Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman mengatakan pelaksanaan asuransi petani itu masih dalam tahap uji coba pada lahan seluas 475 ha yang akan diasuransikan.

“Lahan ini nantinya akan melindungi petani secara finansial terhadap kerugian akibat gagal panen. Besarnya nilai pertanggungan yang akan diberikan untuk asuransi ini sebesar Rp6 juta per ha,” ujarnya melalui siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (19/3/2013).

Uji coba itu, katanya, dilaksanakan bersama dengan PT Jasindo untuk tanaman padi di Gresik dan Tuban. Sistem asuransi petani itu, katanya, dibuat untuk melakukan proteksi kepada para petani.

Dia menambahkan asuransi usaha tani padi ini rencananya akan terlebih dahulu diberikan kepada petani peserta program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasidengan premi yang harus dibayarkan sebesar Rp180.000 per ha untuk satu musim tanam.

Besarnya jumlah premi tersebut, lanjutnya, akan dibagi pembayarannya antara petani dengan PKG, yaitu 20% dibayar petani dan 80% dibayar oleh PKG.

Menurutnya, asuransi petani itu dilakukan mengingat produksi dan hasil pertanian banyak menghadapi risiko alamiah yang akan menimbulkan kerugian yang secara ekonomis cukup besar, sehingga dibutuhkan perlindungan kepada para pelaku agribisnis, petani maupun pengusaha terutama dalam kegiatan budidaya dan pemasaran hasil pertanian.

“Program asuransi ini sengaja kami rancang dengan tujuan memberi perlindungan dalam bentuk modal kerja kepada petani yang gagal panen akibat risiko banjir, kekeringan dan serangan OPT [organisme pengganggu tanaman],” ujarnya.

Dia menambahkan melalui asuransi petani, maka kerugian yang diakibatkan banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat dibagi kepada pihak lain melalui skema pertanggungan asuransi.

Kementerian Pertanian menargetkan sistem asuransi petani pada musim tanam Oktober 2012-Maret 2013 seluas 3.000 ha yang dilaksanakan di tiga daerah sentra beras yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatra Selatan masing-masing 1.000 ha.

Sebelumnya, Direktur Pembiayaan Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Mulyadi menjelaskan petani yang mengikuti asuransi pertanian harus membayar premi Rp180.000 per ha untuk pertanggungan (klaim) Rp6 juta per ha jika lahan petani terjadi puso (gagal panen).

Dari total premi itu, sebesar 80% akan disubsidi oleh perusahaan pupuk yang bersumber dari dana corporate social responsibility (CSR) dan 20% akan dibayar oleh petani.

Sementara itu, besarnya premi akan disesuaikan dengan luas lahan petani. Misalnya, jika luas sawah hanya seperempat ha, maka premi yang dibayar hanya Rp45.000.

Pelaksanaan asuransi pertanian itu dilakukan oleh dua perusahaan BUMN, yaitu Jasindo dan Bumida.

Hidayat menambahkan kegiatan GP3K yang dilaksanakan oleh PKG sampai dengan pertengahan Maret 2013 telah melakukan tanam seluas 129.819 ha. Jumlah itu terdiri dari, Jatim (73.162 ha), Jateng  (35.184 ha), DIY (1.354) ha, dan Luar Jawa (20.119 ha).

Sementara itu, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi sampai dengan Februari 2013, katanya, telah terealisasi 880.000 ton.

Berdasarkan data PKG, total luas GP3K yang telah dikerjakan perusahaan pupuk itu sejak 2011-2012 telah mencapai 101.558 ha, sedangkan untuk tahun ini perseroan menargetkan program GP3K seluas 320.000 ha.

Menurutnya, melalui program GP3K, produktivitas padi rerata naik 25 % menjadi 7,86 ton per ha dibandingkan dengan lahan yang tidak mengikuti program tersebut 5,93 ton per ha. “PKG telah memenuhi 51% kebutuhan pupuk nasional yang jumlahnya mencapai 9 juta ton per tahun.”

Realisasi penyaluran pupuk pada tahun lalu oleh PKG, lanjutnya, sebanyak 5 juta ton, sedangkan pada tahun ini ditargetkan mampu mendistribusikan pupuk sebanyak 5,7 juta ton. (faa)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Others
Sumber : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper