BISNIS.COM, SURABAYA--Kalangan produsen mebel rotan di Jawa Timur membentuk Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) untuk mendorong terwujudnya klaster industri furnitur secara terintegrasi di provinsi tersebut.
Ketua AMKRI Jawa Timur Nurcahyudi mengatakan industri furnitur berbahan baku rotan berpeluang untuk bangkit kembali meskipun dihentikannya ekspor rotan mentah oleh Kementerian Perdagangan.
Menurut dia, untuk merevitalisasi industri furnitur tidak cukup dipenuhi kebutuhan bahan baku rotan, melainkan memerlukan pula industri penunjang bahan baku setengah jadi seperti poles, semi poles, webing, fitrit, sanded dan lainnya.
“Pelaku industri mebel rotan di Jatim masih cukup banyak, diantaranya 12 industri skala besar, dan kebutuhan sektor industri ini perlu diperjuangkan melalui terbentuknya asosiasi lebih spesifik agar segera pulih dan bangkit kembali,” ujar Nurcahyudi saat dikukuhkan sebagai Ketua AMKRI Jatim, Selasa (19/3/2013).
Asosiasi tersebut merupakan bagian dari Dewan Pimpinan Nasional AMKRI, dan merupakan salah satu dari AMKRI tingkat provinsi yang juga telah terbentuk di sejumlah provinsi di Pulau Jawa maupun luar Jawa.
Di Jatim juga telah terbentuk Asosiasi Industri Permebelan Indonesia (Asmindo).
Nurcahyudi menambahkan untuk membangkitkan industri mebel rotan di Jatim juga diperlukan terbentuknya klaster industri tersebut dalam kawasan terintegrasi a.l. tersedia pula pemrosesan bahan baku, ruang pamer, pusat penjualan serta infrastruktur penunjang.
Selain itu, AMKRI Jatim juga mengupayakan agar pemerintah mengelompokkan industri furnitur ke dalam industri padat karya seperti halnya industri alas kaki dan tekstil. Dengan demikian, industri furnitur memperoleh fasilitas restrukturisasi dalam peremajaan mesin dan pengadaan alat produksi.
Penasehat AMKRI Jatim Yohanes Soemarno mengatakan dengan dimasukkannya industri furnitur ke dalam industri padat karya, maka sektor industri tersebut diharapkan memperoleh insentif atas pemberlakuan upah minimum di Surabaya dan sekitarnya yang tahun ini naik menjadi Rp1,7 juta/bulan dibandingkan tahun lalu Rp1,2 juta/bulan.