Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Palyja Tekan Tingkat Kehilangan Air Jadi 36,98%

BISNIS.COM, JAKARTA-Tingkat kehilangan air (Non Revenue Water) di DKI Jakarta pada tahun ini diharapkan bisa ditekan dari 37,98% pada tahun lalu menjadi 36,98%.Wakil Direktur PT.Palyja, Herawaty Prasetyo mengatakan sejak tiga tahun terakhir tingkat kehilangan

BISNIS.COM, JAKARTA-Tingkat kehilangan air (Non Revenue Water) di DKI Jakarta pada tahun ini diharapkan bisa ditekan dari 37,98% pada tahun lalu menjadi 36,98%.

Wakil Direktur PT.Palyja, Herawaty Prasetyo mengatakan sejak tiga tahun terakhir tingkat kehilangan air di DKI Jakarta mengalami penurunan yang signifikan. Pada 2010, tingkat NRW Palyja mencapai 42,3% menurun dari NRW 2009  yakni 43,9%. Kemudian pada 2011 hanya tersisa 39%, tahun 2012 telah berhasil ditekan menjadi 37,98%.

“Kami [Palyja] akan berusaha menekan sekecil mungkin tingkat NRW setiap tahunnya," kata Herawaty dalam rilisnya kepada  Bisnis, Senin (18/3/2013).

Corporate Communications and Social Responsibilities Head of Palyja, Meyritha Maryanie menuturkan, sejak 1998 Palyja telah mampu menurunkan 23 persen NRW, yakni dari 60% menjadi 37,98% di tahun 2012.


Untuk menekan angka NRW, pihak Palyja secara kontinu melakukan deteksi kebocoran, melakukan pemutusan pipa-pipa lama serta mencari kebocoran di pipa-pipa primer atau besar. Salah satu cara untuk mencari titik kebocoran yakni dengan memasukkan kamera ke dalam pipa, yang bisa mendeteksi adanya kebocoran pipa.

Selain itu, dilakukan pemantauan dan pemutusan terhadap sambungan ilegal (illegal connectionatau illegal use) yang sering dilakukan oleh masyarakat. Serta melakukan penggantian meteran yang sudah tua yakni di atas 10 hingga 25 tahun. "Secara rutin kita juga mengganti meteran air yang sudah tidak akurat lagi. Dengan demikian diharapkan NRW bisa ditekan," ujarnya.

Sementara untuk produksi air baku, dia menjelaskan target Palyja relatif sama dengan tahun sebelumnya yakni sebanyak 261 juta meter kubik. Sedangkan volume jual air bersih ditargetkan meningkat dari tahun lalu sebanyak 159,8 juta meter kubik menjadi 165 juta meter kubik.(33)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Editor : Others
Sumber : Emanuel Tohe Hayon

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper