Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NGORO INDUSTRIAL PARK: Penjualan Lahan Naik 56,25% Dari Estimasi

JAKARTA—PT Intiland Development mengungkapkan penjualan lahan industri Ngoro Industrial Park sepanjang tahun lalu seluas 50 hektare mencapai Rp250 miliar, naik 56,25% dari estimasi awal perseroan sebesar Rp160 miliar. “Permintaan lahan

JAKARTA—PT Intiland Development mengungkapkan penjualan lahan industri Ngoro Industrial Park sepanjang tahun lalu seluas 50 hektare mencapai Rp250 miliar, naik 56,25% dari estimasi awal perseroan sebesar Rp160 miliar.
 
“Permintaan lahan industri di kawasan tersebut cukup besar, sehingga rata-rata harga jual lahan di kawasan tersebut naik,” ujar Theresia Rustandi, Sekretaris Korporat Intiland Development, Kamis (14/02).
 
Dia menjelaskan harga lahan industri di kawasan tersebut senilai Rp400.000 per meter, namun secara bertahap melonjak menjadi Rp700.000 per meter persegi. Adapun, pada tahun ini Theresia memprediksi harga jual lahan industri akan tumbuh 10%-30%.
 
Dengan pencapaian tersebut, perseroan memperkirakan kontribusi kawasan industri menyumbang sekitar 20% dari total pendapatan perseroan tahun lalu.
 
Ngoro Industrial Park merupakan kawasan industri terintegrasi di Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur. Kawasan industri ini dikelola PT Dharmala RSEA Industrial Estate, perusahaan patungan antara PT intiland Sejahtera, anak perusahaan Intiland dan RSE Engineering Corporation, Taiwan.
 
Menurutnya, permintaan kawasan industri meningkat sejak 2010, menyusul banyaknya perusahaan yang melakukan ekspansi untuk mengantisipasi tingginya pertumbuhan pasar khususnya di kawasan timur Indonesia.
 
“Perusahaan yang masuk, campuran dari perusahaan asing [Asia] dan domestik. Namun, mayoritas perusahaan bergerak di industri ringan [light industri] a.l seperti keramik, kebutuhan rumah tangga dan lainnya,” tuturnya.
 
Untuk memenuhi tingginya permintaan, perseroan tahun ini berencana melakukan penambahan lahan (ekstension) sebesar 100 hektare-150 hektare.
 
Kendati demikian, perseroan belum dapat membeberkan nilai investasi tersebut karena sedang dalam tahap negoisasi. Adapun, dana akuisisi tersebut hanya menggunakan kas internal tanpa ada pinjaman dari perbankan. (if)
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper