Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TRANSPORTASI UDARA: Pertumbuhan infrastruktur bandara lambat

JAKARTA: Kepercayaan diri terhadap proyeksi tingginya lonjakan penumpang angkutan udara di Asia Pasifik dalam 10 tahun mendatang dinilai belum sejalan dengan kesiapan pemerintah dan operator bandara untuk mengakomodasi hal itu.K Ajith, analis UOB Kay

JAKARTA: Kepercayaan diri terhadap proyeksi tingginya lonjakan penumpang angkutan udara di Asia Pasifik dalam 10 tahun mendatang dinilai belum sejalan dengan kesiapan pemerintah dan operator bandara untuk mengakomodasi hal itu.

K Ajith, analis UOB Kay Hian Research Ltd di Singapura, mengatakan kini sekitar 50 maskapai penerbangan bertarif murah atau low cost carrier (LCC) bersaing dengan maskapai penerbangan layanan penuh (full services) guna mendorong peningkatan pangsa pasar di Asia Pasifik.

Namun tingginya rasa optimis terhadap tingginya lonjakan penumpang di Asia dalam 10 tahun mendatang itu dinilai belum sejalan dengan kesiapan bandara di Asia.

"Pertumbuhan angkutan udara sudah jauh lebih besar dari apa yang dibayangkan oleh pemerintah atau stakeholders. Infrastruktur tertinggal, bergerak sangat lambat," kata K Ajith, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (5/2/2013).

Dia mengatakan maskapai penerbangan bertarif murah di Asia optimistis terhadap lonjakan penumpang itu seiring dengan upaya maskapai dalam menambah hingga 750 pesawat baru dalam satu dekade mendatang.

Scoot, maskapai murah milik Singapore Airlines Ltd dan Jetstar Airways Pty, maskapai milik Qantas Airwayss Ltd adalah dua di antara persaingan antara maskapai tersebut.

Keduanya diketahui sudah memesan pesawat senilai hingga sekitar US$47 miliar dari Boeing Co (BA) dan Airbus SAS dengan jadwal pengiriman dalam 10 tahun ke depan.

Mestinya, katanya, dengan data bahwa penerbangan murah yang mengamankan sekitar seperempat pangsa pasar angkutan udara di Asia dalam satu dekade terakhir, pemerintah dan operator bandara di seluruh Asia harus membangun bandara baru, landasan pacu baru, dan parkir pesawat.  (ra)
 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor : Rustam-nonaktif

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper