Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MIDDLE INCOME TRAP: Indonesia Bisa Tiru Korea Selatan

JAKARTA–Sebagai negara kelas menengah, Indonesia bisa saja terseret dalam middle income trap (jebakan kelas menengah).

JAKARTA–Sebagai negara kelas menengah, Indonesia bisa saja terseret dalam middle income trap (jebakan kelas menengah).

Plt Kepala Kebijakan Fiskal Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan Indonesia bisa meniru Korea Selatan dalam memerangi middle income trap.

Negara-negara kelas menengah yang gagal dalam memerangi middle income trap di antaranya  Filiphina dan Argentina.

“Contoh sukses ya Korea Selatan, dari low-middle- langsung naik. Jadi kalau naik kelas itu mulus, gak pernah gak naik kelas,” katanya hari ini, Rabu (30/1/2013).

Korea Selatan, kata Bambang, memiliki investasi yang kuat dengan didukung oleh pertumbuhan konsumsi yang stabil dan selalu dipertahankan.

“Korea Selatan bisa membuat investasi mempercepat pertumbuhan terus dan kemudian investasi itu masuk infrastuktur  [maka] semakin kuat infrastukturnya.  Jadi banyak contohnya [tapi] paling gampang di Asia adalah Korsel yang lebih cocok sama kita,” paparnya.

Korea Selatan memiliki kelebihan lain selain mendongkrak investasi. Negeri Ginseng tersebut juga berhasil memperkuat sektor manufaktur sehingga bisa mengurangi jumlah impor barang-barang otomotif dan elektronik,  dan sebaliknya mengubahnya negaranya sebagai produsen.

“Jadi kuncinya kalo mau fight middle income trap , manufaktur harus kuat,” tegas Bambang.

Bambang menilai hilirasi perlu didorong mengingat ketersediaan sumber daya alam di Indonesia yang melimpah.

“Manufaktur kuat basisnya adalah sumber daya alam [SDA], karena kita punya SDA, maka saya paling pro hilirisasi,” tegasnya.

Bambang menambahkan Indonesia masih memiliki prospektif investasi yang baik sehingga akan ada pertumbuhan alami 4-4,5%  dari konsumsi. Namun, pemerintah harus tetap menjaga inflasi.

“Investasi harus tumbuh 10%, tantangannya adalah konsumsi domestik. Yang pasti harus dijaga konsumsi di atas 5% dan itu sepertinya bisa tercapai” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, untuk meningkatkan investasi dapat dilakukan dengan cara mengendalikan belanja barang, mengendalikan subsidi energi, membatasi kuota subsidi, mengombinasikan harga dan kuota subsidi. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Winda Rahmawati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper