Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEFISIT NERACA KEUANGAN: Genjot penerimaan pajak & non pajak, pemerintah andalkan sektor perdagangan

JAKARTA: Pemerintah berkomitmen meningkatkan pendapatan dari sisi pajak dan non pajak sebagai upaya mengatasi defisit keseimbangan primer pada neraca keuangan negara.Pendapatan harus kita tingkatkan. Itulah cara kita mengatasi defisit primer kita,

JAKARTA: Pemerintah berkomitmen meningkatkan pendapatan dari sisi pajak dan non pajak sebagai upaya mengatasi defisit keseimbangan primer pada neraca keuangan negara.

"Pendapatan harus kita tingkatkan. Itulah cara kita mengatasi defisit primer kita," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa usai menghadiri Rapat Terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan, Rabu (23/1).

Dari sisi non pajak, pemerintah akan meningkatkan pendapatan melalui sektor perdagangan, baik perdagangan minyak dan gas (migas) maupun perdagangan non migas.

"Perdagangan adalah salah  satu. Kedua saya kira dari sisi pajak. Itu harus ditingkatkan. Pajak itu kan bukan hanya yang ada saja. Bisa diperluas," katanya.

Namun demikian, Hatta enggan menjelaskan perluasan pajak tersebut apakah mencakup sektor informal atau tidak. "Harus hati-hati soal itu."

Selain meningkatkan pendapatan, ujar Hatta, pemerintah juga harus terus melakukan penghematan besar-besaran.

Antara lain dengan pengendalian bahan bakar minyak (bbm) bersubsidi dan dengan mengurangi belanja barang yang tidak terlalu penting, seperti membangun gedung, membeli kendaraan, dan sebagainya.

"Ketiga adalah large spending [pengeluaran besar] dari belanja pegawai. Itu makanya harus kita cut [pankas] juga." 

Hatta menjelaskan defisit keseimbangan primer antara lain disebabkan pendapatan negara lebih rendah dibandingkan dengan belanja negara dikurangi beban bunga. Pendapatan negara lebih rendah karena ekspor yang lebih rendah dibandingkan impor.

Di sisi lain, ujarnya, pendapatan negara dari minyak tergolong rendah. Sementara itu, belanja negara ikut bertambah akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (bbm).

"Sekarang kita tahu apa yang harus kita kendalikan supaya belanja kita itu harus betul-betul efektif, tepat sasaran, dan kita kendalikan," katanya. (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Anggi Oktarinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper