Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI KAPAL: Investasi tumbuh, bisnis perkapalan prospektif naik 30%

JAKARTA: Industri kapal nasional diprediksi akan tumbuh 30% pada tahun ini menyusul peningkatan investasi pembangunan kapal dari beberapa institusi dan perbaikan kapal yang sudah ada.Ikatan Perusahaan Industri Kapal & Sarana Lepas Pantai Indonesia

JAKARTA: Industri kapal nasional diprediksi akan tumbuh 30% pada tahun ini menyusul peningkatan investasi pembangunan kapal dari beberapa institusi dan perbaikan kapal yang sudah ada.

Ikatan Perusahaan Industri Kapal & Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) mencatat pada 2012 lalu, nilai produksi yang dibukukan industri kapal secara total diperkirakan dapat menyentuh US$1,53 miliar. Sehingga pada 2013, dapat naik menjadi US$1,99 miliar.

"Kenaikan tersebut akan didorong oleh meningkatnya reparasi dan perawatan kapal dan juga adanya pembangunan kapal dari pemerintah, badan usaha milik negara, TNI/Polri, dan pembangunan kapal untuk industri migas," jelas Kepala Bidang Organisasi dan Keanggotaan Iperindo, Novirwan S Said, Kamis (17/1).

Sayangnya, pertumbuhan industri kapal ini tidak diikuti dengan penambahan kapasitas produksi. Iperindo menaksir kapasitas pembangunan kapal baru masih akan sekitar 1 juta deadweight tonnage (DWT).

Sedangkan untuk perbaikan dan perawatan masih sebesar 12 juta DWT. "Kapasitas tahun ini tidak akan bertambah karena tidak ada investasi baru," lanjutnya.

Produksi kapal di Indonesia, seperti diketahui, masih didominasi oleh kapal berkapasitas kecil dengan kapasitas 1.500 dead DWT hingga 3.500 DWT. Padahal, industri dalam negeri sebenarnya telah siap meningkatkan kapasitas produksi hingga tanker berkapasitas 17.500 DWT.

Karena itu, Ketua Iperindo, Tjahjono Roesdianto, meminta pemerintah memprioritaskan produksi lokal dan meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) untuk lebih meningkatkan industri perkapalan tanah air.

Untuk keperluan kapal berkapasitas besar, ujarnya, perusahaan dalam negeri terkesan masih kurang yakin dengan industri galangan kapal domestik sehingga mereka lebih memilih mengimpor dari sejumlah negara. (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper