JAKARTA- PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir akan membangun gudang di Cisalak, Jawa Barat pada 2013 yang akan dijadikan sebagai pusat logistik dengan modal awal Rp25 miliar.
Managing Director PT Tiki Nugraha Ekakurir (JNE) Johari Zen mengatakan gudang baru di Cisalak sudah mulai dibangun di lahan seluas 14.000 m2 dengan model gudang yang lebih modern, dilengkapi dengan teknologi informasi yang dapat mengatur flow barang-barang di gudang.
"Gudang baru di Cisalak ini akan kami jadikan sebagai pusat logistik di Tanah Air, karena itulah gudang ini akan dilengkapi peralatan canggih dan sistem yang modern," ucap Johari dalam acara penyerahan hadiah bagi pemenang lomba menulis untuk wartawan, di Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Johari menjelaskan gudang di Cisalak ini akan di bawah naungan PT JNE Logistik, anak perusahaan JNE yang baru dipisahkan pada akhir 2012.
"Untuk tahap awal, pembangunan gudang di Cisalak ini menelan dana Rp25 miliar, kedepannya masih butuh dana lebih besar lagi yang akan diperoleh dari pinjaman pihak ketiga seperti perbankan," kata Johari.
Menurutnya, pembangunan gudang Cisalak dengan ukuran besar ini sebagai bagian dari strategi perusahaan yang ingin memenangkan kompetisi di dunia logistik mengingat persaingan yang semakin ketat dan sudah dekatnya Asean Connectivity 2014.
"Kalau ingin menang dalam kompetisi, kami harus menyiapkan layanan yang memuaskan bagi pelanggan. Kalau ingin tangkapannya besar, maka kita harus menyiapkan sarana yang besar pula, dan tentunya dengan layanan prima," tuturnya.
Managing Director PT JNE Logistik Nofrisel mengatakan pembangunan gudabg di Cisalak ini merupakan salah satu dari 40 gudang yang dimiliki JNE saat ini.
"Ke 40 gudang ini mayoritas di Jakarta, juga ada di Semarang, Surabaya, Medan dan Palembang," kata Nofrisel.
Nofrisel menjelaskan begitu gudang di Cisalak berdiri, sudah ada beberapa perusahaan konsumen yang sial menggunakan jasa gudang ini.
"Sudah ada beberapa perusahaan besar yang siap memakai jasa gudang kami, dengan volume yang besar juga," ucapnya.
Menurut Nofrisel, dengan dipisahkannya divisi Logistik menjadi perusahaan tersendiri yakni JNE Logistik, diharapkan dapat meningkatkan daya saing perusahaan khususnya dibidang logistik. Diharapkan mampu berkontribusi terhadap tambahan pendapatan sebesar 50% dari posisi saat ini.
"Potensi logistik nasional secara keseluruhan mencapai sekitar Rp1.800 triliun yang tersebar di sejumlah wilayah di Tanah Air atau sekitar 25%-27% dari GDP Indonesia yang mencapai sebesar Rp7.000 triliun," ujarnya.
Potensi pasar sebesar itu, imbuhnya, separuhnya bergerak dibidang jasa kurir, pergudangan dan transportasi, bahkan peluang ini belum banyak dimanfaatkan secara keseluruhan, sehingga merupakan kesempatan JNE untuk serius fokus menggarap pasar logistik.
Apalagi, lanjutnya, dari potensi Rp1.800 trilliun itu, porsi potensi pasar khusus jasa ekspress hanya sekitar Rp6 triliun-Rp8 trilun per tahun, yang diperebutkan oleh puluhan ribu perusahaan jasa ekspres Tanah Air.
"Diharapkan dengan anak usaha tersendiri dapat memaksimalkan upaya menggarap potensi bisnis logistik yang sangat besar itu, tentu dengan sejumlah persiapan, baik mulai dari pendirian sejumlah gudang khusus JNE Logistik, armada transportasi, serta freight forwarding, guna mendukung operasional anak usaha baru ini," tutur Nofrisel.
(faa)