JAKARTA: Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan menilai sistem keuangan RI berada dalam status normal, namun terdapat risiko eksternal yang perlu terus diwaspadai karena dapat mengganggu stabilitas ekonomi domestik.Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan FKSSK telah melakukan kajian terhadap kondisi sistem keuangan Indonesia dalam 3 bulan terakhir.Asesmen dilakukan dengan melihat perkembangan ekonomi global dan domestik, mulai dari makro ekonomi, pasar keuangan, sampai kondisi sektor perbankan."Hasilnya, semua normal. Baik perbankan, non-perbankan sampai fiskal, semua masih dalam kondisi hijau atau normal," ujar Bambang yang merangkap Koordinator Sekretariat FKSSK di Kemenkeu, Jumat (28/12/2012).Meski indikatornya menunjukkan kondisi normal, kata Bambang, RI harus tetap mewaspadai dinamika ekonomi global, seperti risiko fiscal cliff di AS, resesi ekonomi Eropa, penurunan harga komoditas di pasar internasional, serta perlambatan ekonomi China dan India."Kalau di sistem keuangan dan perbankan praktis tidak ada. Kita lebih consern dengan kondisi global. Jadi kita melihat 2013 berisiko kalau globalnya ini tidak membaik dengan cepat," katanya.Sementara itu, kondisi internal dinilai cukup kondusif. Di sisi APBN, lanjut Bambang, kondisinya masih aman.Namun, pemerintah perlu mewaspadai risiko tidak tercapainya bea keluar, PPh non Migas, dan PNBP SDA migas, serta melonjaknya beban subsidi energi. (ra)
EKONOMI MAKRO: Sistem keuangan RI normal
JAKARTA: Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan menilai sistem keuangan RI berada dalam status normal, namun terdapat risiko eksternal yang perlu terus diwaspadai karena dapat mengganggu stabilitas ekonomi domestik.Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Diena Lestari
Editor : Basilius Triharyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
11 jam yang lalu