Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI HORTIKULTURA: Ditargetkan Meningkat 5% Tahun Depan

JAKARTA—Kementerian Pertanian menargetkan pertumbuhan produksi hortikultura akan meningkat hingga 5% pada tahun depan untuk mengisi kesenjangan impor. Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian

JAKARTA—Kementerian Pertanian menargetkan pertumbuhan produksi hortikultura akan meningkat hingga 5% pada tahun depan untuk mengisi kesenjangan impor. Direktur Budidaya dan Pascapanen Buah Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Sri Kuntarsih mengatakan pihaknya akan menggenjot produksi untuk mencapai target tersebut karena pertumbuhan produksi biasanya hanya 2%-3% per tahun. “Kalau normal atau biasanya kenaikan produksi hortikultura itu 2%-3%, tetapi pemerintah akan menggenjot produksi hingga 5% tahun depan. Ini bisa untuk mengisi kesenjangan impor,” kata Sri, Kamis (20/12). Sri berpendapat bahwa selama ini pelaku usaha hortikultura belum mendapatkan informasi yang benar terkait dengan waktu panen. Indonesia yang terletak pada garis khatulistiwa sebenarnya mempunyai potensi panen produk buah sepanjang tahun di sepanjang wilayah tersebut. Pihaknya akan mengidentifikasi mengenai sebaran panen dan potensi produk buah di daerah serta mendorong produksi agar dapat terdistribusi secara merata.

Menurut Sri yang terpenting adalah pembangunan infrastruktur. Jika produksi sudah maksimal tetapi tidak bisa didistribusikan ke daerah maka akan produk tersebut busuk karena tergolong perishable food. “Kami harus mempertimbangkan antara kemampuan produksi dengan kesiapan infrastruktur daerah tersebut. Jadi tidak bisa sembrono,” ujar Sri. Selain itu, lanjutnya, hal lain yang harus diperhatikan adalah mengenai faktor permintaan dan penawaran produk hortikultura agar tidak terjadi kelangkaan. Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik nilai impor hortikultura pada 2011 mencapai US$1,6 miliar dengan tren terus mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor hanya sebesar US$768 juta pada tahun yang sama. Dia mencontohkan nilai impor jeruk yang mencapai Rp1,7 triliun. Seharusnya, sambung Sri, dana tersebut dapat untuk mengembangkan perkebunan di Indonesia. Sri menuturkan sebelumnya DPR meminta agar kuota impor hortikultura diturunkan hingga 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tetapi pihaknya tetap bergeming untuk tetap mempertimbangkan supply and demand. (if)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Rio Sandy P

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper