Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEDULI ENERGI: MPEL Nilai Sektor Energi Masih Terabaikan

JAKARTA: Masyarakat Peduli Energi dan Lingkungan (MPEL) prihatin terhadap sektor energi masih terabaikan dan terlantarkan.

JAKARTA: Masyarakat Peduli Energi dan Lingkungan (MPEL) prihatin terhadap sektor energi masih terabaikan dan terlantarkan.

Adiwardojo, Ketua MPEL, mengatakan kondisi sektor energi nasional belum tertangani dengan baik. Konsumsi energi per kapita Indonesia saat ini masih sangat rendah.

"Konsumsi energi/kapita Indonesia hanya seperlima dari Malaysia, dan seperenambelas dari Korea Selatan. Padahal indikator penting tentang kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa adalah besarnya konsumsi energi/kapita tersebut," ujarnya dalam diskusi tentang Keprihatinan Terhadap Pasokan Energi Jangka Panjang di Jakarta hari ini, Kamis (13/12).

Menurut dia, upaya yang harus dilakukan Indonesia masih cukup panjang, dengan waktu yang relatif pendek untuk mampu memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat modern dan maju, sesuai dengan sasaran global pada 2030.

"Agar tidak tertinggal dengan negara lain, kita perlu bekerja ekstra keras dan konsisten untuk mewujudkan bauran energi nasional yang optimal, yang dilandasi pada prinsip non-deskriminatif dan non-deplesi," tambahnya.

Selain itu, kata Adiwardojo, perlu mengutamakan pemenuhan energi dalam negeri, melalui kemudahan layanan jasa energi modern (modern energy service) yang berasal dari sumberdaya energi dalam negeri maupun luar negeri, didukung dengan diplomasi energi yang unggul.

Dia menuturkan MPEL berperan aktif dalam mendukung perumusan dan pelaksanaan kebijakan energi nasional, yang didasari pada kajian konprehensif, serta sesuai dengan praktik internasional terbaik. Tujuannya agar penyediaan dan pemanfaatan energi mampu mendukung pencapaian tujuan pemangunan nasional yang berkelanjutan, dan sejalan dengan Millenium Development Goals).

Jadi, katanya, sektor energi merupakan sektor terpenting dalam pembangunan ekonomi, dan memerlukan perhatian penuh, serta secara terus menerus dalam jangka panjang oleh pemangku kepentingan politik.  (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Adhitya Noviardi
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper