Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BLUE ECONOMY: Swasta harus berperan besar

JAKARTA – Konsep ekonomi biru (blue economy) –pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan— yang sedang disusun dan dikaji untuk dijadikan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai tahun depan, tidak akan berjalan

JAKARTA – Konsep ekonomi biru (blue economy) –pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang berkelanjutan— yang sedang disusun dan dikaji untuk dijadikan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai tahun depan, tidak akan berjalan jika tidak ada peran serta pelaku usaha.Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan sekitar 80% industri dan 59% kota berada di wilayah pesisir. Begitu pun dengan pariwisata, Sebagian besar obyek wisata terkait dengan potensi pantai dan keindahan laut.Namun, masih banyak ekosistem laut dan sumber daya perikanan yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi semata, dengan mengabaikan lingkungan menyebabkan  masyarakat pesisir semakin miskin.Kementerian Kelautan dan Perikanan, katanya, telah menyiapkan model pembangunan kelautan dan perikanan dengan konsep ekonomi biru di Lombok Timur, Banggai, Bali, Teluk Tomini (Sulawesi), dan Kepulauan Anambas."Blue economy hanya konsep semata tanpa ada peran enterpreneur dan investor, hasil riset harus dekat dengan dunia usaha," ujarnya saat Diskusi Forum Blue Economy, Rabu (12/12).Potensi bisnis dari pengembangan blue economy di sektor kelautan dan perikanan mencapai 1,2 triliun dolar. Potensi itu dikalkulasikan berdasarkan besarnya potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki indonesia.Yakni potensi perikanan tangkap mencapai 6,5 juta ton ikan per tahun, potensi lahan budidaya laut lebih dari 12 juta ha.Di sisi lainnya, Sebanyak 70% dari 60 cekungan migas Indonesia berada di laut dengan cadangan minyak bumi sebesar 9,1 miliar barrel.Selain itu, sekitar 80% industri dan 59% kota berada di wilayah pesisir. Begitu pun dengan pariwisata, Sebagian besar obyek wisata terkait dengan potensi pantai dan keindahan laut.Menurutnya, proyek percontohan konsep ekonomi biru pada tahun depan di Nusa Peninda Bali yaitu pembuatan pakan ternak yang berasal dari limbah rumput laut dan limbah ternak.Contoh proyek ekonomi biru lainnya, katanya, akan diterapkan pada produk lain seperti garam dan lain sebagainya.Namun, saat ini sudah ada perusahaan yang melaksanakan konsep ekonomi biru itu yaitu PT Danau Toba di Sumatra Utara dan Semarang yang mengolah ikan nila dari petambak tanpa ada sisa limbahnya."Jadi dari daging yang utama, kepala ikan, duri, ekor, semua jadi produk makanan. Jadi, kita sudah melakukan itu dan sudah jalan, tetapi bagaimana meningkatkan ini tidak hanya beberapa produk saja, tetapi lainnya seperti membuat pakan, bagaimana menangkap ikan tanpa energi dari fosuil. Ini yang harus didorong ke depan."Kebijakan ekonomi biru itu juga untuk mendukung kawasan segitiga terumbu karang yang meliputi wilayah perairan Indonesia, Malaysia, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Filipina, Timor Leste."Akan menjadikan laut diantara 6 negara jadi laut sebagai paru-paru dunia, untuk taman laut ini di segitiga terumbuh karang 6 negara ini. bagaimana kita membangun sekaligus menjaga lingkungan dan mengikuti cara kerja ekosistem alam."Cicip memaparkan konsep green economy tidak cocok untuk diterapkan di sektor kelautan dan perikanan. Misalnya, green product itu menjadi lebih mahal, karena harus merubah sistem produksi, termasuk energi dan pabrik."Ke depan ini lalu mendorong mengedepankan renewable energi, antara lain dari gelombang arus alut, termasuk hidro, ada tenaga surya, ini adalah energi terbarukan, sehingga investasi untuk green ekonomi atau green produk pastinya mahal, karena harus merubah investasi yang sudah ada. Sedangkan kita bisa melakukan tanpa melakukan besar-besaran melalui konsep blue economy."Menurutnya, konsep ekonomi biru itu tidak hanya pada sektor perikanan saja tetapi meliputi pariwisata bahari, pembenahan pelabuhan yang higienis dan bersih serta lainnya.Dia menambahkan saat ini KKP sedang menyusun konsep ekonomi biru itu untuk dibuat cetak biru sebagai panduan pembangunan sektor kelautan dan perikanan ke depan.Potensi pengembangan industri kelautan yang berkelanjutan sangat besar, karena menggunakan bahan baku dari laut sehingga itu yang bisa didorong ke depan.Paradigma tersebut melengkapi konsep pembangunan berkelanjutan. Adapun prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa blue economy merupakan motor utama pembangunan berkelanjutan.Paradigma tersebut,  ingin menghilangkan dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi terhadap lingkungan dan kelangkaan sumber daya alam.Dalam pembangunan industrialisasi kelautan dan perikanan blue economy berperan  untuk mensinergikan kebijakan ekonomi, infrastruktur, sistem investasi , bisnis, serta menciptakan nilai tambah dan produktivitas.Paradigma ini dapat mengoptimalkan sumber daya kelautan dan perikanan dengan mengolah limbah dari satu produk menjadi bahan baku bagi produk  lain dan mampu menghasilkan lebih banyak produk turunan (zero waste).Bahkan pendapatan dari produk-produk turunan tersebut diharapkan dapat memberikan hasil jauh lebih besar dari produk awal, termasuk di dalamnya diversifikasi produk, sistem produksi, pemanfaatan teknologi, financial engineering, dan menciptakan pasar baru bagi produk-produk yang dihasilkan.Bahkan, beberapa negara sudah mengecap manisnya  dengan menerapkan konsep ini sebagai bagian dari kebijakannya. Seperti,  Maroko, Kolombia, Afrika Selatan dan Spanyol. Keberhasilan itu ditunjukkan dengan masih lestarinya sumber daya alam dan masyarakat yang mampu menciptakan sumber pendapatan baru. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper