Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROSPEK 2013: Investasi tak pasti bayangi pertumbuhan ekonomi

JAKARTA: Defisit perdagangan internasional dan ketidakpastian investasi membayangi perekonomian Indonesia pada 2013. Akibatnya, laju perekonomian tahun depan diproyeksi berada pada kisaran 6,3%-6,5%.Direktur Eksekutif INDEF Ahmad Erani Yustika menuturkan

JAKARTA: Defisit perdagangan internasional dan ketidakpastian investasi membayangi perekonomian Indonesia pada 2013. Akibatnya, laju perekonomian tahun depan diproyeksi berada pada kisaran 6,3%-6,5%.Direktur Eksekutif INDEF Ahmad Erani Yustika menuturkan kondisi eksternal yang penuh ketidakpastian memberikan tekanan terhadap ekonomi Indonesia, terutama dari jalur ekspor-impor.Pada 2013, imbuhnya, ekspor masih akan lesu seiring turunnya permintaan dari negara-negara mitra dagang utama Indonesia, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan Eropa. Di sisi lain, impor akan tetap tinggi seiring ketergantungan industri domestik atas barang-barang baku/penolong dari luar negeri."Itu betul-betul kondisi eksternal yang tidak bisa kita kendalikan. Walaupun ada kesalahan kita juga, mengapa hanya konsentrasi negara-negara tertentu saja, ketika kawasan ini pertumbuhannya bermasalah, kita kena dampak," ujarnya di sela Sarasehan Ekonomi: Menyusun Ulang Pembangunan Ekonomi Indonesia 2012, Rabu (12/12).Selain defisit dagang, percepatan investasi dinilai Erani tidak dapat terlalu diharapkan. Pasalnya, Indonesia masih terbebani masalah infrastruktur dan ijin usaha yang berbelit-belit."Pertumbuhan ekonomi memang meningkat daripada tahun ini. Kami perkirakan kenaikannya sebesar 0,2%," katanya.Pada 2013, Indef memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 6,3%--6,5%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi pada 2013 masih didominasi oleh kontribusi sektor konsumsi. Dengan tingkat pertumbuhan yang tidak jauh berbeda dengan tahun ini, yakni 4,8%-5,0%.Kontribusi investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga diproyeksi meningkat seiring tingginya arus penanaman modal asing langsung (foreign direct investment/FDI). (arh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper