Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA -- PT Timah Tbk berencana membatasi produksi timah seiring dengan rendahnya harga komoditas mineral dan penghematan biaya demi memperbesar laba. 
 
Presiden Direktur Timah Sukrisno mengatakan emiten berkode TINS ini akan membatasi produksi hanya 29.000 ton - 30.000 ton pada tahun ini. Volume produksi tahun depan juga diperkirakan sama, menyusut bila dibandingkan 38.132 ton pada 2011. 
 
"Lebih baik produksi rendah tetapi mendapat profit besar. Untuk apa menaikkan produksi bila cost tinggi di saat harga turun?" ujarnya Rabu (21/11).
 
Di saat yang sama, penjualan logam timah tahun ini diprediksi 34.000 - 35.000 ton tahun ini, sedikit naik dari 33.971 ton pada 2011. Tahun depan, penjualan ditargetkan naik menjadi 36.000 ton - 37.000 ton. 
 
Volume penjualan yang lebih besar dibandingkan produksi mungkin terjadi karena terdapat stok yang disimpan oleh perseroan. 
 
Dia memperkirakan harga jual rata-rata tahun ini hanya US$21.000 per ton, merosot dibandingkan US$26.714 per ton pada 2011. Harga pada tahun depan juga diprediksi tidak banyak berubah, berada di kisaran US$22.000-US$23.000 per ton. 
 
Adapun rata-rata biaya produksi timah per ton pada tahun ini berada di kisaran US$16.000-US$17.000. Perseroan pada tahun depan berencana menekan biaya produksi hingga menjadi US$15.000 per ton. 
 
Efisiensi biaya salah satunya akan dilakukan  dengan cara mengoperasikan kapal bucket wheel dredge (BWD) yang merupakan modifikasi dari kapal keruk. 
 
Di samping mengurangi produksi, perusahaan yang dikendalikan pemerintah ini juga memiliki strategi untuk menyasar ke pengguna akhir (end user) yang berada di negara-negara industri termasuk Hong Kong dan Jepang sehingga dapat menetapkan harga pasti sesuai kontrak. 
 
"Selain itu, bila dengan kontrak bisa dibagi dua risikonya. Kalau harga turun, kami untung. Ini mirip dengan hedging hanya saja dengan end user," ujarnya. 
 
Per September 2012, Timah memiliki cadangan terbukti sebanyak 293.577 ton dari total luas wilayah ijin pertambangan (IUP) 512.658 hektare. Dari total IUP tersebut, 328.821 ha berada di darat dan sisa 183.838 ha berada di laut. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nurul Hidayat
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper