Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENERIMAAN NEGARA: Per 5 Oktober Rp912,7 Triliun, Lebih Rendah Dari Tahun Lalu

JAKARTA: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan mencatat penerimaan negara hingga 5 Oktober 2012 mencapai 67,2% dari target APBN-P 2012, senilai Rp912,7 triliun.Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu Agus Suprijanto mengungkapkan realisasi tersebut

JAKARTA: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan mencatat penerimaan negara hingga 5 Oktober 2012 mencapai 67,2% dari target APBN-P 2012, senilai Rp912,7 triliun.Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu Agus Suprijanto mengungkapkan realisasi tersebut secara persentase lebih rendah dibandingkan dengan realisasi penerimaan negara pada periode yang sama tahun lalu. Pasalnya, berdasarkan data Ditjen Perbendaharaan, penerimaan negara pada 5 Oktober 2011 sudah mencapai 71% dari pagunya."Secara persentase lebih rendah, tapi nominalnya lebih tinggi," kata Agus saat ditemui di kantornya, Rabu, (17/10/2012).Agus memaparkan realisasi perpajakan telah mencapai Rp702,8 triliun mencakup 69,2% dari target yang ditetapkan dalam APBN-P 2012, yakni Rp1.016,2 triliun. Namun, jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu, realisasi ini lebih rendah karena tahun lalu persentasenya mencapai 70,8%.Menurut Agus, salah satu penyebab rendahnya penerimaan negara pada tahun ini adalah turunnya penerimaan PNBP migas. Hingga 5 Oktober 2012, PNBP migas baru terkumpul Rp105,2 triliun atau 53%, padahal tahun lalu penerimaannya sudah mencapai Rp120,9 triliun atau 69,8% dari targetnya.Untungnya, lesunya penerimaan PNBP migas tidak menjalar ke penerimaan pajak penghasilan (PPh) dari sektor migas. Penerimaan PPh migas sudah mencapai Rp60,1 triliun atau 88,8% dari target Rp67,9 triliun, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu realisasinya mencapai 78,1%."Penerimaan PPh migasnya malah bagus, saya kira aneh juga," ungkapnya. (bas) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Diena Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper