JAKARTA--Acaman dari luar terhadap perekonoman nasional relatif kecil karena 85% strukturnya bergantung pada konsumsi domestik dan investasi
Direktur Utama PT Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan ditambah lagi komposisi ekspor minus impor terhadap pembentukan produk domestik bruto (PDB) hanya 15%.
"Jadi pengaruh dari luar ke Indonesia kecil. Lihat saja perbankan yang kreditnya tercatat tumbuh 26,6% pada semester I/2012 dan mencatat rekor profit capital yang tinggi dengan NPL yang rendah. Ini siap mendukung pertumbuhan ekonomi," katanya, Rabu (17/10)
CEO Grup Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo mengungkapkan secara sederhana, masa depan Indonesia bisa dilihat dari antrian jemaah haji, penjualan sepeda motor dan undian pembelian rumah.
Menurutnya, tiga hal tersebut menggambarkan tingkat kesejahteraan yang makin baik, daya beli yang tinggi, serta bergeraknya sektor-sektor ekonomi di Indonesia.Namun, sejumlah tantangan harus dihadapi. Pertama, faktor ekonomi Indonesia dan dunia yang berdampak pada perubahan kebijakan fiskal dan moneter pemerintah.
"Kadang isu terjadinya krisis membuat pelaku usaha menunda investasi dan promosi, misalnya pada 2008-2009," katanya mewakili 17 orang direktur perusahaan terkemuka Tanah Air yang menyumbangkan pemikiran dalam buku "17 CEO menjawab 8 Tantangan Menuju Indonesia yang Lebih Baik.".Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan terkait kualitas dan konsistensi kebijakan pemerintah yang berdampak pada industri.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama PT Indika Energi Arsjad Rasjid menyoroti lemahnya komunikasi, koordinasi dan kejelasan dalam kebijakan dan peraturan yang diterbitkan pemerintah.
Apalagi, antarinstitusi pemerintah seringkali memiliki perspektif berbeda atas suatu regulasi. Menurutnya, hal ini menimbulkan kebingungan yang kontraproduktif bagi dunia usaha.
"Pemerintah terkait regulasi yang penting itu 'tahu harga'. Sekarang ini yang terjadi adalah masalah lemahnya komunikasi, lemahnya koordinasi, dan lemahnya kejelasan. Regulasi bukan menimbulkan confidence, tapi justru kebingungan," tutur Arsjad.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank Permata David Fletcher menyoroti tantangan infrastuktur di Indonesia. Menurutnya, tantangan infrastruktur tidak hanya soal infrastruktur fisik, tapi juga sumber daya manusia dan institusional. (if)