JAKARTA--Pemerintah mencatat realisasi subsidi energi per 5 Oktober 2012 sudah mencapai Rp174,8 triliun atau 86,4% dari pagu yang ditetapkan dalam APBN-P 2012 yakni Rp202,28 triliun.
Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Agus Suprijanto mengatakan realisasi penarikan belanja subsidi energi tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
“Realisasi subsidi energi per 5 Oktober 2012 sebesar Rp 174,8 triliun atau 86,4% dari pagu anggaran APBN-P 2012,” ujarnya, Selasa (16/10).
Menurut Agus, angka itu lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp127,4 triliun atau 65% dari pagu subsidi energi APBN-P 2012 sebesar Rp195,3 triliun.
Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Bambang P.S. Brodjonegoro sebelumnya mengungkapkan subsidi energi hingga akhir tahun ditaksir mencapai Rp305,9 triliun, yang terdiri dari subsidi BBM Rp216,7 triliun dan subsidi listrik Rp89,1 triliun. Proyeksi ini membengkak Rp103,7 triliun dari pagu APBN-P 2012 yakni Rp202,2 triliun.
Bambang memaparkan pembengkakan subsidi energi didorong oleh meningkatnya volume BBM bersubsidi dari 40 juta kiloliter menjadi 43,5 juta-44,04 juta kiloliter, kenaikan harga ICP dari asumsi US$105 per barel menjadi sekitar US$110 per barel.
Kemudian melemahnya rata-rata nilai tukar rupiah dari asumsi Rp9.000/US$ menjadi Rp9.250/US$, terlambatnya commercial operation date (COD) pembangkit listrik tenaga uap serta kurang optimalnya pemenuhan gas untuk PLTG. (yus)