JAKARTA: Pemerintah memproyeksikan defisit transaksi berjalan sepanjang 2012 berada pada kisaran 2,2%-2,5% dari produk domestik bruto (PDB).
Proyeksi tersebut berarti lebih tinggi dari perkiraan IMF, yakni 2% dari PDB.Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengatakan pemerintah dan Bank Indonesia akan bekerja sama untuk mengendalikan defisit current account. Sepanjang 2012, kata Menkeu, defisit current account diharapkan dapat turun dari 3,1% pada semester I/2012 menjadi 2,2%-2,5% dari PDB."Kalau sekarang ada di kisaan 3,1% dari PDB kita terus melakukan forecast, di akhir 2012 full year tingkat current account defisit kita akan ada di 2,2%--2,5% dari PDB. Ini yang akan terjadi," ujarnya di Kemenkeu, Kamis (27/9/2012).Menkeu mengatakan proyeksi tersebut memang lebih tinggi dari proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan Article IV yang dirilis baru-baru ini. Dalam laporan tersebut, IMF memproyeksikan defisit transaksi berjalan sepanjang 2012 menjadi 2% dari PDB. Posisi ini memburuk dibandingkan tahun lalu di mana transaksi berjalan mencatat surplus sebesar 0,2% dari PDB.Dalam laporannya, IMF menyebutkan tren defisit pada neraca berjalan dapat dikompensasi oleh mengalirnya modal asing langsung ke Indonesia. Menurut IMF, investor asing masih tertarik pada prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang positif."Memang belum sampai ke 2%, tapi kita sudah berupaya dan melihat nanti itu tidak terjadi di atas 3% tapi di antara 2,2%-2,5%," katanya.Menurunnya defisit transaksi berjalan dibandingkan semester I/2012, kata Menkeu, ditopang oleh arus investasi asing langsung yang menunjukkan tren positif, yakni tumbuh 28% (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.Di sisi keseimbangan neraca perdagangan, pemerintah berupaya menjaga perekonomian dengan mengendalikan impor dan mencegah terjadinya praktek dumping di pasar domestik.
Selain itu, pemerintah berharap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia semakin meningkat, sehingga dapat meningkatkan devisa dan menyeimbangkan neraca jasa."Kita jaga negara kita juga supaya tidak terjadi kegiatan dumping untuk pasar kita sehingga kita perlu melakukan satu antidumping policy. Nah, ini bentuk kita untuk menjaga trade balance kita," ungkapnya. (bas)