Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI KREATIF: Besaran Pasar Capai Rp167 Triliun

 

 

SEOUL: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memerkirakan pasar produk kreatif sepanjang tahun ini bisa menyentuh Rp166,6 triliun, tumbuh 6,1% dibandingkan dengan pasar pada tahun lalu sebesar Rp157 triliun.

 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan industri kreatif merupakan salah satu kontributor terbesar dari pendapatan domestik bruto (PDB) nasional.

 

“Pada tahun ini, pasar industri kreatif tetap akan bertumbuh mungkin sekitar 5% - 6% karena didukung kondisi ekonomi kita yang tetap stabil meski di luar negeri terjadi krisis,” ujarnya hari ini (Rabu 26/9/2012).

 

Berdasarkan data Kemenparekraf, industri kreatif berkontribusi sekitar 7% atau setara dengan Rp157 triliun dari total PDB tahun lalu Rp2,13 kuadriliun.

 

Kontribusi tersebut menempatkan sektor ekonomi kreatif berada pada urutan ketujuh setelah industri (22%), konstruksi (15%), pertanian kehutanan dan perikanan (13%), perdagangan hotel dan restoran (9%), keuangan, realestat dan servis bisnis (9%) dan layanan lainnya (9%).

 

Dari perkiraan nilai pasar industri kreatif tersebut, sektor periklanan diperkirakan tetap berkontribusi tertinggi sekitar 6,5%, percetakan dan penerbitan (4,9%), televisi dan radio (1,4%).

 

Sementara itu, pertumbuhan yang mulai menjadi prioritas pemerintah seperti game interaktif, seni pertunjukan, pasar seni dan riset pengembangan diperkirakan masih di bawah 1% pada tahun ini.

 

Untuk bidang-bidang yang mulai menjadi perhatian pemerintah, lanjut Mari, Kemenparekraf akan memprioritaskan dan melakukan perbaikan melalui fasilitasi kerja sama b-to-b pertukaran tenaga ahli, produksi bersama dan pendanaan antara pelaku dan industri kreatif Indonesia dan industri kreatif asing.

 

Dari aspek pendanaan, pemerintah akan memberikan pinjaman kepada industri kreatif berbasis multimedia di dalam negeri jika telah mampu membuktikan diri eksis secara ekonomis.

 

“Ada beberapa pola pembiayaan yang mungkin akan kami adopsi tetapi yang terpenting adalah mengupayakan pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Saat ini tak cukup hanya SMK. Jenjang pendidikan mereka harus lebih tinggi hingga ke sarjana,” katanya. (sut) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper