JAKARTA: PT Kereta Api Indonesia, melalui anak usahanya PT KAI Commuter Jabodetabek, memprogramkan kenaikan tarif KRL Commuter Line Rp2.000 per penumpang mulai 1 Oktober2012.
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT KAI Commuter Jabodetabek(KCJ) Ignasius Tri Handoyo mengatakan pihaknya terpaksa menaikkan tarifkereta rel listrik (KRL) Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasimulai 1 Oktober 2012 karena selama 4 tahun pendirian,BUMN ini terus merugi karena mengoperasikan KRL tersebut..
"Mau tidak mau kami harus menaikkan tarif KRL Commuter Line Jabodetabek.Namun tarif baru belum juga dapat menutup biaya operasi, apalagi tarifdasar listrik (TDL) ikut naik," kata Tri dalam jumpa pers di Jakarta,Senin (24/9/2012).
Dia menjelaskan biaya operasi untuk setiap penumpang KRL Commuter Linerelasi Jakarta Kota-Bogor Rp10.700, sedangkan tarif saat ini hanyaRp7.000, rencananya dinaikkan menjadi Rp9.000 per penumpang pada 1 Oktober2012.
Relasi Jakarta Kota-bogor (melalui Depok) ini berkontribusi 60%terhadap total perjalanan KRL setiap harinya.
"Meski sudah dinaikkan tarifnya menjadi Rp9.000, tetap saja belum mencapaibiaya operasionalnya, belum lagi kalau TDL naik, padahal KRL digerakkanlistrik," papar Tri.Dia menuturkan dengan kenaikan tarif Rp2.000 per penumpang,setidaknya dalam 3 bulan pasca kenaikan pihaknya akan mendapat tambahandana segar Rp50 miliar dengan asumsi penumpang per hari mencapai 300.000orang.Sekretaris Perusahaan PT KCJ Makmur Syaheran mengatakan kenaikan tarif KRLCommuter Line ini bukan karena untuk membiayai investasi yang sudahdikeluarkan KAI dan KCJ, namun berdasarkan meningkatnya biaya operasional.Direktur Komersial PT KAI Sulistyo Wimbo Hardjito mengatakan pada2012-2019, pihaknya bersama anak usahanya PT KCJ akan berinvestasi Rp7triliun, baik untuk penambahan kereta api juga untuk prasarana sepertiperbaikan stasiun, peron, stabling dan peningkatan SDM. (if)