JAKARTA: Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 diproyeksi melebar tipis dari 2,23% terhadap PDB menjadi 2,31% akibat melonjaknya belanja subsidi bahan bakar minyak, listrik, dan pupuk, serta menurunnya penerimaan pajak.Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengungkapkan outlook APBN-P 2012 menunjukkan risiko meningkatnya belanja subsidi BBM, listrik dan pupuk. Di sisi lain, penerimaan pajak berisiko menurun akibat dampak perlambatan ekonomi dunia."Pada 2012 yang kemarin ini defisitnya 2,23%, kita lihat secara pengelolaan fiskal itu defisitnya mungkin akan meningkat menjadi 2,31%. Ini hitungan terakhir per 18 September," ujar Menkeu di kediamanya, Kamis (20/9/2012).Proyeksi tersebut, kata Agus, sudah mencakup penambahan kuota BBM bersubsidi sebesar 4,04 juta kiloliter yang diproyeksi membutuhkan anggaran sebesar Rp15 triliun.Berdasarkan estimasi Kemenkeu, belanja subsidi BBM hingga akhir tahun berpotensi membengkak dari Rp137,38 triliun menjadi Rp216,8 triliun--Rp219 triliun, sedangkan belanja subsidi listrik diproyeksi naik dari Rp65 triliun menjadi Rp89 triliun. Namun, pembayaran overkuota BBM dan listrik akan dilakukan pemerintah setelah realisasi konsumsi diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan."Dalam UU APBN-P, untuk 2012 itu ada pasal yang memperbolehkan kita bayar kalau ada kelebihan belanja. Itu satu alternatif. Alternatif lain, dengan membentuk anggaran khusus di 2013, setelah diaudit BPK akan kita bayar, jadi carry over. Tergantung pengelolaan cash flow," ujarnya.Guna menjaga postur fiskal yang pruden, Menkeu mendorong agar Kementerian/Lembaga dapat mencairkan anggaran secara berkualitas dan menghindari kebocoran dalam penyerapan anggaran. Untuk itu, lanjutnya, K/L harus dapat menyiapkan rencana kerja dan kelengkapan dokumen anggaran dengan baik agar pencairan anggaran berlangsung dengan lancar."Kalau semuanya dalam bentuk yang baik, baru uang bisa keluar. Saya sebagai bendahara negara kan mesti menjaga uang, ini yang mesti diyakinkan bahwa dokumennya sudah bagus, nanti kita akan bayar," ujarnya.Akibat proyeksi melebarnya defisit APBN-P 2012, kebutuhan pembiayaan APBN-P 2012 berisiko turut membengkak dari Rp190,1 triliun menjadi Rp196,9 triliun. (msb)
DEFISIT ANGGARAN: Diproyeksi bakal naik
JAKARTA: Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 diproyeksi melebar tipis dari 2,23% terhadap PDB menjadi 2,31% akibat melonjaknya belanja subsidi bahan bakar minyak, listrik, dan pupuk, serta menurunnya penerimaan pajak.Menteri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu