BANTEN: Nilai investasi modal asing, dalam negeri, dan non-fasilitas di Kabupaten Lebak, Banten, masuk kategori terbesar hingga menembus Rp5 triliun pada 2011.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Penanaman Modal Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lebak Agianto Ahmad Tahir, Minggu (02/09).
Dia mengatakan selama 7 tahun terakhir (2004-2011) nilai investasi di Lebak tercatat Rp8 triliun dan US$422,29 juta Investasi terbesar terjadi pada 2011 mencapai Rp5 triliun.
Para investor menanamkan modalnya di bidang pertambangan, seperti batu galena, pasir kuarsa, batu bara dan jenis usaha lainya.
Saat ini, produksi tambang Kabupaten Lebak bisa memenuhi kebutuhan pasar nasional. "Setiap hari kami bisa memasok batu bara, batu galena dan pasir kuarsa ke luar daerah," katanya.
Menurut Agianto, saat ini para investor yang berinvestasi di Kabupaten Lebak tahun ke tahun meningkat sehubungan membaiknya pembangunan infrastuktur itu.
Pada 2004 nilai investasi di Lebak Rp300 miliar, sehingga pemerintah setempat mendorong investor agar mau menanamkan modalnya di daerah ini dengan dipermudah perizinan.
Pada 2005 dibentuk kantor pelayanan satu atap yakni Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT). Dengan KPPT ini, ternyata banyak investor yang mengembangkan usahanya di Lebak.
Bahkan, 2013 PT Gama Group mulai beroperasi pabrik semen di Kecamatan Cilograng dengan nilai investasi triliunan. Pabrik semen itu tentu bisa menyerap ribuan tenaga kerja lokal.
"Kami yakin pertumbuhan ekonomi masyarakat Lebak meningkat dan bisa mengejar dengan daerah-daerah lain di Banten yang lebih maju," katanya.
Agianto menyebutkan, pihaknya optimistis 5 tahun ke depan nilai investasi di Lebak mencapai ratusan triliun, terlebih rencana pembangunan "Kota Kekerabatan" di Kecamatan Maja.
Kehadiran "Kota Kekerabatan" sudah dilirik investor dari China dan Singapura. Kami terus mengoptimalkan promosi guna mengundang investasi ke Lebak," katanya. (Antara/Bsi)