Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KONSUMSI BBM: 2013, bakal 48 juta kiloliter

JAKARTA:  Pemerintah memproyeksi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi berpotensi mencapai 48 juta kiloliter pada 2013 tanpa langkah pengendalian dan penghematan.Hatta Rajasa, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, mengatakan tingginya disparitas

JAKARTA:  Pemerintah memproyeksi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi berpotensi mencapai 48 juta kiloliter pada 2013 tanpa langkah pengendalian dan penghematan.Hatta Rajasa, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, mengatakan tingginya disparitas harga antara Pertamax dengan Premium berisiko memicu peningkatan konsumsi BBM bersubsidi."Disparitas harga pertamax-premium ini terlalu tinggi. Konsumsi BBM bersubsidi bisa membengkak 48 juta kiloliter tahun depan. Kita harus hati-hati, karena tahun ini saja bisa mencapai 44 juta kiloliter," ujar Hatta di sela gelaran open house dalam rangka Idul Fitri di rumah dinasnya, Minggu (19/08).Selain membebani APBN lantaran mendorong tingginya konsumsi BBM bersubsidi, disparitas harga Premium-Pertamax juga merugikan karena tipe kendaraan yang masuk ke Indonesia mayoritas berteknologi rendah dan boros bahan bakar."Tidak bisa tidak, pembatasan dan pengendalian konsumsi BBM itu program utama yang harus berjalan. Kalau dibiarkan tidak kuat APBN kita menanggung bebannya," ujar Hatta.Beban APBN dari BBM juga dipengaruhi oleh meningkatnya harga minyak dunia. Harga minyak dunia, kata Hatta, sangat berfluktuasi dipicu faktor suplai-demand dan situasi geopolitik."Embargo Uni Eripa per 1 Juli 2013 meningkatkan lagi harga minyak dunia, karena pasokan dari Iran berkurang 2,5 juta-3 juta barel/hari," katanya.Pemerintah memproyeksi tahun ini sekitar Rp200 triliun uang negara habis untuk subsidi BBM akibat konsumsi yang diperkirakan mencapai 43 juta--44 juta kiloliter dan realisasi rata-rata harga minyak Indonesia (ICP) sepanjang 2012 sebesar US$105 per barel.Adapun pagu subsidi BBM pada 2013 diusulkan sebesar Rp193,80 triliun dengan parameter total konsumsi sebanyak 46 juta kiloliter dan realisasi harga ICP US$100 per barel. (msb)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Diena Lestari
Sumber : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper