Akhir Juni 2012, wartawan Bisnis Indonesia, Martin Sihombing mengikuti Konferensi Usaha Kecil dan Menengah APEC sekaligus melihat dari dekat Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, China bersama rombongan Ketua Dewan Perwakilan daerah (DPD) Irman Gusman. Berikut laporannya: |
Intel Capital mengakuisisi saham strategis di Primetel, perusahaan teknologi asing pertama Chengdu pada 2001. Intel yang pabriknya di Chengdu, didirikan pada 2005 adalah pabrik kedua di China setelah di Shanghai, dan investasi asing berskala besar pertama di industri elektronik di pedalaman China daratan. Intel, pembuat chip terbesar di dunia, telah menginvestasikan US$525 juta untuk perakitan dan fasilitas pengujian di Chengdu.
Mengikuti jejak Intel, Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), pengecoran terbesar ketiga dunia, mendirikan sebuah pabrik perakitan dan pengujian di Chengdu. Intel saingan AMD juga membuka pusat R & D di kota ini.
Pada November 2006, IBM menandatangani perjanjian dengan Zona High-Tech Chengdu untuk mendirikan Global Delivery Center, ini yang keempat di China setelah Dalian, Shanghai dan Shenzhen, dan berlokasi di Chengdu Tianfu Software Park. Beroperasi pada Februari 2007, kantor baru ini memberikan pengembangan aplikasi multibahasa dan layanan pemeliharaan untuk klien secara global dalam bahasa Inggris, Jepang dan China, dan menajdi Pusat Pengadaan IBM Global, yang terletak di kota Shenzen, China selatan.
Pada 23 Maret 2008, IBM mengumumkan di "West China Excellent Enterprises CEO Forum" bahwa tim kerja di barat daya dari Global Services IBM Bisnis secara resmi ditempatkan di Chengdu. Pada 28 Mei 2008, Zhou Weikun, Presiden IBM China mengungkapkan IBM Chengdu akan meningkatkan jumlah stafnya dari 600 menajdi 1.000 pada akhir tahun.
Selama beberapa tahun terakhir, ekonomi Chengdu telah berkembang pesat. Chengdu telah cepat untuk menjadi basis utama untuk infrastruktur komunikasi. “Kita harus mendorong kerja sama dengan Chengdu. Kerja sama yang didorong tentu antarkota, antarkabupaten,antarprovinsi. Itulah yang membuat Chendu, Sichuan maju. Kerja sama ekonomi merea tidak dikuasai pemerintah pusat,” kata Irman.
Pintu untuk membuka jalin itu sudah terkuak. Pemerintah Kota Chengdu telah membangun kerja sama antar kota dengan Medan, Sumatra Utara. “Kami siap. Indonesia negara dengan ekonomi terbesar di Asean dan China nomor dua di dunia. Kita perlu jalin kerja sama. Banyak hal yang bisa dikerjasamakan antara Chengdu dan Indonesia,” ujar Sang Guowei, Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional People's Republic of China .
Sang Guowei menegaskan pihaknya siap untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Termasuk untuk usaha kecil dan menengah,” tuturnya.
Hal senada juga dituturkan Walikota Chengdu, Ge Honglin. Pria kelahiran 1956 adalah politikus China dan mantan insinyur serta bekas Bos Dongfang Electric Corporation. Pria kelahiran Nantong, Provinsi Jiangsu dan lulusan Universitas Beijing Fakultas Sains dan Teknologi jurusan Material Science and Engineering, pada Juli 1995 sampai November 1998 pernah menjabat sebagai Direktur Dewan dan Wakil Presiden Holdings Shanghai Metalurgi.
“Kerja sama antardaerah perlu didorong. Misalnya antara Chengdu dan kota lain di Indonesia,” ujarnya, yang juga Wakil Sekretaris Komite Partai Kota Chengdu sejak Oktober 2001 dan berfungsi sebagai Walikota Chengdu ibukota Provinsi Sichuan, usai jamuan makan siang.
Bahkan, dia akan menindaklanjuti pemikiran dan ajakan Irman Gusman untuk ikut mendorong kerja sama dengan pola antardaerah. “Perusahaan [seperti Dongfang] akan saya minta untuk menindaklanjutinya,” tuturnya .
Sejauh ini, menurut info yang diterima dari Kedutaan Besar Indonesia di China, New Hope Group (NHG), sebuah perusahaan produsen makanan ternama yang berkedudukan di Chengdu, Provinsi Sichuan, berencana melakukan peningkatan investasi US$100 juta (Rp940 miliar) di Indonesia guna membangun pabrik baru di Sumatra Utara.
Komitmen peningkatan investasi ini disampaikan Chairman, Board of Directors NHG, Liu Yonghao saat bertemu dengan Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Imron Cotan. NHG didirikan pada 1982, diketuai oleh Liu Yonghao, yang juga menjabat sebagai anggota Chinese People's Political Consultative Conference atau Majelis Permusyawaratan Rakyat China, serta bergerak di sektor pertanian, makanan ternak, properti dan keuangan/investasi. Pendapatan NHG pada 2011 mencapai US$13,2 miliar.(msb)
Foto: Sang Guowei, Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional People's Republic of China (tengah), usai memberikan pidato pembukaan Konferensi Usaha Kecil dan Menengah APEC di Chengdu, China. Dia didampingi Ketua DPD Irman Gusman (kanan).