JAKARTA: Kementerian Pekerjaan Umum telah mengucurkan anggaran sebesar Rp620 miliar untuk pembebasan tanah ruas jalan tol Cileunyi Sumedang Dawuan seksi I dan seksi II dari Cileunyi hingga Sumedang.
Nila tersebut setara dengan 77,5% dari total kebutuhan pembebasan tanah seluas 246 hektar sebesar Rp800 miliar. Ditargetkan awal tahun depan lahan dapat terbebaskan seluruhnya.
Kepala Pusat Komunikasi Kementerian PU Waskito Pandu mengatakan awalnya proses pembebasan tanah seksi II Tanjungsari-Sumedang dilaksanakan oleh Pemprov Jawa Barat melalui PT Jasa Sarana.
Namun karena tidak adanya progres yang signifikan, maka Kementerian PU mengambil alih dengan mengalokasikan pendanaan dari APBN dengan harapan prosesnya dapat lebih cepat.
Menurutnya, pembebasan lahan seksi II yang harus dibebaskan seluas 161 hektar dengan kebutuhan pendanaan sebesar Rp305 miliar, dari nilai tersebut sudah teralisasi Rp152 miliar.
“Kaitan dengan lahan sangat berkepentingan dengan cadas pangeran. Beberapa waktu lalu tidak ada progres lahan (seksi II) dengan pemda akhirnya diambil alih APBN. Mudah-mudahan awal tahun 2013 bisa terbebaskan 100%,” ujarnya Kamis 7 Jni 2012.
Ketersediaan pendanaan pembebasan lahan tersebut, sambungnya dialokasikan dari dana pekerjaan yang belum digunakan pada tahun ini atau dari sebagian sisa tender.
Sedangkan proses konstruksi akan dibiayai dari loan China dengan dana pendampingan APBN sesuai dengan kontrak yang sudah ditandatangani akhir tahun lalu.
Sementara untuk seksi I Cileunyi hingga Tanjungsari menurutnya memang menggunakan dana dari APBN baik untuk pembebasan tanah maupun proses konstruksi.
Dari total lahan seluas 85 hektar dibutuhkan anggaran Rp521 miliar, dari kebutuhan tersebut sudah teralisasi lebi dari 90% atau sebesar Rp473 miliar.
Direktur Bina Program Ditjen Bina Marga Kementerian PU Harris Batubara mengatakan meski proses pembebasan tanah baru dapat ditargetkan selesai pada awal 2013, namun proses konstruksi dapat tetap dilaksanakan, khususnya pada bagian yang lahannya telah terbebaskan.
“Tidak harus bebas 100% untuk mulai (konstruksi), kan bisa paralel,” ucapnya.
Namun untuk konstruksi seksi II baru dapat dilaksanakan setelah pinjaman dari Bank Exim China dicairkan.
Untuk itu, Ditjen Bina Marga terus memfasilitasi agar pencairan pinjaman dapat segera dilaksanakan yang ditargetkan dalam waktu satu atau dua bulan ke depan. (Bsi)