Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KISRUH MERPATI: BPK diminta audit klaim kerugian maskapai Rp3 miliar/hari

JAKARTA:  Sepekan pasca penggantian jabatan direktur utama, sejumlah karyawan Merpati Nusantara Airlines berencana mendatangi kantor Badan Pemeriksa Keuangan untuk meminta diaudit pernyataan bahwa maskapai ini merugi Rp3 miliar per hari.“Kami

JAKARTA:  Sepekan pasca penggantian jabatan direktur utama, sejumlah karyawan Merpati Nusantara Airlines berencana mendatangi kantor Badan Pemeriksa Keuangan untuk meminta diaudit pernyataan bahwa maskapai ini merugi Rp3 miliar per hari.“Kami Senin pagi, 21 Mei 2012, akan mendatangani kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) minta diaudit kalau memang benar Merpati merugi Rp3 miliar per hari,” kata pilot senior Merpati Capten Eman Supriatman, Minggu siang, 21 Mei 2012.Dia menyatakan akibat dinilai kinerja Merpati yang buruk inilah menyebabkan Direktur Utama Merpati Sardjono Jhony dicopot dan digantikan Komisaris Utama Rudy Setyopurnomo pada sepekan lalu.Ery Wardhana, mantan SVP Corporate Planning Merpati yang mengundurkan diri sesaat setelah pergantian Dirut Merpati mengatakan bahwa pernyataan Merpati rugi Rp3 miliar per hari menyesatkan. Bila disampaikan ke internal cukup baik untuk memotivasi kinerja internal, tetapi kalau selalu digembar gemborkan ke eksternal, akan menyulitkan perusahaan ini berhubungan dengan pihak lain, tentunya membuat kepercayaan pihak lain akan berkurang.Ery menjelaskan pada 2011, Merpati mencatat kerugian terbesar sepanjang sejarah perseroan yakni rugi usaha Rp487,2 miliar dengan total kerugian termasuk di  luar usaha Rp778,6 miliar. Kerugian ini disebabkan karena pada tahun lalu, jumlah pesawat jet hanya 6-7 unit, padahal perseroan memprediksi perlu 12 unit jet belum termasuk MA-60, agar perseroan mendekati break even (balik modal) secara usaha.“Jika perusahaan ingin break even pada 2011, harus mengoperasikan 12 pesawat jet di luar MA-60 karena sampai saat ini belum optimal pengelolaannya atau merugi. Hal ini disebabkan biaya kita sudah sangat tinggi yang sulit untuk diturunkan, maka cara untuk membuat untung adalah dengan mengoperasikan pesawat minimal 12 jet, dengan load factor (keterisian penumpang) minimal 80%,” tutur Ery.Kondisinya, lanjut Ery, sepanjang 2011, Merpati hanya mengoperasikan rata-rata 6-7 unit pesawat jet. Hal ini karena dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp561 miliar baru dapat dicairkan pada 30 Desember 2011, sehingga pesawat jet secara bertahap berkurang sepanjang 2011 karena tidak ada biaya untuk perawatan.Dengan mengoperasikan 12 pesawat jet, imbuh Ery, perseroan menargetkan pendapatan  Rp3,001 triliun, dengan biaya Rp3,009 triliun. Namun, dengan hanya mengoperasikan 6 pesawat jet, pendapatan hanya Rp1,61 triliun dengan biaya Rp2,09 triliun.(api)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper