JAKARTA: Omzet penjualan elektronik pada kuartal II/2012 diperkirakan meningkat 24% dibanding realisasi periode sama tahun lalu sebesar Rp6,2 triliun, terutama disumbang oleh penjualan televisi.
Peningkatan itu mengulang sukses penjualan pada kuartal I/2012 yang meningkat 24% menjadi Rp6,12 triliun, dengan catatan tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang berpotensi menurunkan daya beli masyarakat.
Ketua Gabungan Elektronik (Gabel) Ali Soebroto Oentaryo mengatakan permintaan terhadap TV LCD/LED yang terus tumbuh karena keinginan masyarakat beralih dari televisi tabung.
“Karena terjadi perubahan pada teknologi televisi, konsumen tertarik. Sekarang tidak lagi satu keluarga, satu TV, tapi tiap kamar satu TV. Selain itu, ada juga keinginan konsumen bahwa kalau usia TV sudah 10 tahun, harus ganti baru, sehingga masih terus tumbuh,” ujarnya, 20 Mei 2012.
Ali menyebutkan penjualan TV selama ini berkontribusi 85%-90% terhadap kelompok produk audio video yang menyumbang 47% terhadap total omzet elektronik.
Sementara, kelompok home appliance, seperti kulkas, mesin cuci dan pendingin udara (air conditioner), menyumbang 49% meskipun secara volume tidak sebesar kelompok audio video.
“Kulkas memang terus tumbuh, tapi belum sampai tiap keluarga satu kulkas. Bukan karena tidak mampu, tapi karena listrik yang belum memadai. Begitu juga dengan mesin cuci. Tapi bagaimanapun, kondisi itu artinya masih memberi ruang untuk tumbuh,” jelasnya.
Adapun kelompok small appliance, seperti rice cooker, microwave, juicer dan pompa air, hanya menyumbang 4%.
Ali mengatakan komposisi itu kemungkinan masih tetap sama pada kuartal II/2012 hingga akhir tahun.
Adapun pada kuartal III/2012, pihaknya memproyeksi omzet penjualan elektronik bakal terkoreksi 10%, menyusul rencana pemerintah yang mulai ancang-ancang menaikkan harga BBM pada Juli.
“Banyak orang yang belum punya produk elektronik tertentu. Di sisi lain, pengeluaran mereka bertambah karena kenaikan harga BBM. Mereka memang ingin membeli (produk elektronik), tapi kalau uangnya tidak ada bagaimana,” ujarnya.
Gabel sebelumnya sempat memprediksi penjualan elektronik pada kuartal II/2012 drop 10% karena kenaikan harga BBM pada 1 April, tetapi pemerintah akhirnya menunda rencana itu.
Siap SNI
Ali juga mengaku produsen siap mengikuti aturan standar nasional Indonesia (SNI) wajib bagi tiga produk elektronik yang kini sedang dalam proses notifikasi di World Trade Organization (WTO), yakni kulkas, AC dan mesin cuci.
Menurutnya, produsen elektronik yang tergabung dalam Gabel mampu memenuhi standar insulation yang dipersyaratkan SNI.
“Begitu final dan keluar Permen-nya (Peraturan Menteri), kami sangat siap karena memang prosesnya sudah sejak tiga tahun lalu,” tuturnya.
Sebelumnya, SNI wajib telah diterapkan bagi tiga produk elektronik, yakni pompa air, setrika listrik dan televisi tabung.
Pemerintah dalam waktu dekat juga akan memberlakukan aturan serupa bagi telepon seluler dan personal data assistant (PDA).
Bahkan, ke depan akan ada sekitar 40 produk consumer electronics yang akan dikenai SNI wajib, di antaranya rice cooker dan juicer serta produk audio video, seperti DVD player.
Di pihak lain, Direktur Utama PT Winn Appliance Asrin Jamaluddin meminta pemerintah terus melakukan pengujian produk-produk yang wajib SNI secara berkala.
“Karena kami juga melakukan pengujian secara berkala. Jadi semuanya harus seragam,” tandasnya.
Pihaknya juga mendukung upaya pemerintah melakukan inspeksi mendadak di lapangan, guna mengantisipasi masuknya produk impor illegal yang selain merugikan konsumen, juga merusak industri dalam negeri.
PT Winn Appliance adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis regulator gas elpiji, kompor gas dan perlengkapan gas. (08/Bsi)
BERITA FINANSIAL PILIHAN REDAKSI:
- METRODATA ELECTRONICS Siapkan Right Issue
- PASAR SURAT UTANG: Investor Cenderung Wait & See
- Danareksa Investment Rilis RDPT Infrastruktur
- AKSI ALIBABA: Berniat Beli Sahamnya Dari Yahoo! Senilai US$7 Miliar
- HARGA EMAS: Pasar Keuangan Tertekan, Logam Mulia Melonjak
- TRANSAKSI AFILIASI: Adi Karya Pinjamkan APR Rp57,1 Miliar
TOPIK AKTUAL PILIHAN REDAKSI:
KASUS NARKOBA: Sabu-Sabu Di Sumut Banyak Berasal Dari Malaysia
ENGLISH NEWS:
- PALM OIL Climbs As Biggest Weekly Drop In 5 Months Lures Buyers
- PLN To Spend IDR2.54 Trillion For VILLAGE ELECTRICITY Program
- ARC Broadens Relationship With ANGLO AMERICAN In Indonesia
- MARKET OPENING: Index Fall 46.79 Point
- MARKET MOVING: BCA Eyes IDR4 Trillion Infrastructure Loans
- RUPIAH Advances Most In Two Weeks On CHINA Pledge
- JANGAN LEWATKAN> 5 Kanal TERPOPULER Bisnis.Com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel