Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

JAKARTA: Pelaku usaha kecil dan menengah harus memahami perilaku konsumen global yang makin cenderung peduli terhadap kesehatan, sehingga setiap produk yang dihasilkan harus disesuaikan dengan keinginan konsumen itu.
 
I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan sebenarnya sangat banyak kenggulan produk yang dihasilkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
 
”Memang ada UKM produsen yang belum memahami kreativitas untuk memenuhi permintaan pasar global, oleh karena itu kami akan melakukan pendampingan kepada mereka,” katanya kepada Bisnis hari ini, Jumat 18 Mei 2012.
 
Salah satu komoditas yang saat ini memiliki pangsa pasar global adalah gula semut. Gula yang dibuat dari bahan baku alamami nira aren dan kelapa tersebut diproduksi UKM yang bernaung di bawah Koperasi Jatirogo di Kulonprogo, Yogyakarta.
 
Pendampingan yang dimaksudkan Wayan Dipta adalah melalui pelatihan kepada seluruh anggota koperasi tersebut. Intinya, pelatihan diberikan untuk mengangkat dan mendorong pemasaran gula semut secara global.
 
Optimalisasi produk gula semut dilakukan, setelah Kabupaten Kulonprogo ditetapkan Kementerian Koperasi dan UKM sebagai salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang masuk dalam program one village one product (OVOP).
 
Selain komoditas gula semut, produk gabah keramik juga ditetapkan dikembangkan melalui pendekatan program OVOP. Tepatnya di Kabupaten Bantul melalui anggota Koperasi Serba Usaha Kasongan.
 
Pengembangan produk unggulan melalui pendekatan OVOP merupakan salah satu model kegiatan mengembangkan produk unggulan yang memiliki ciri khas daerah yang dihasilkan secara keahliam turun temurun, sumber daya alam yang hanya ada di satu lokasi, dan memiliki potensi pasar lokal maupun ekspor.
 
Unsur kreativitas yang dinilai perlu ditingkatkan perajin gula dari Kulonprogo, mencakup kemasan produk yang harus disesuaikan dengan keutuhan pasar. Caranya, menerapkan pemanfaatan teknologi terkini untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat setempat untuk menjadi kebanggaan nasional.
 
”Peresmian kedua komoditas itu masuk dalam program OVOP dilakukan Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan. Pemerintah tertarik atas usulan Sri Sultan Hamengku Buwono X bahwa OVOP sebaiknya diganti dengan produk unggulan desa agar lebih familiar di masyarakat,” tutur I Wayan Dipta.
 
Gula semut dari daerah ini sebenarnya telah menembus pasar ekspor ke berbagai negara. Namun Sjarifuddin Hasan menginginkan agar pasarnya lebih optimal, kemasan dan produknya harus terus ditingkatkan.
 
Adapun hasil produksi gula semut dari daerah tersebut mencapai sekitar 1.506 ton per tahun dan dominasi ekspor lebih besar. Tujuan ekspor gula semut dari Kulon Progo di antaranya Belgia, Belanda, Jerman, Ingris, dan sebagian negara Amerika Serikat maupun ke Australila. (sut)
 
 
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Sarwani
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper