JAKARTA: Kebijakan pemerintah membatalkan rencana pembatasan konsumi bahan bakar minyak bersubsidi berdasarkan kapasitas mesin mobil tidak serta-merta akan mendongkrak penjualan mobil bekas berkapasitas centimeter cubic atau CC besar.
Herjanto Kosasih, Manajer Pemasaran Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Jakarta, mengatakan konsumen masih menunggu kebijakan apa yang akan diambil pemerintah yang terkait dengan upayanya mengurangi konsumi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
“Banyak konsumen memilih berikap menunggu apa kebijakan pemerintah yang terkait dengan BBM bersubsidi yang akan direalisasikan, sebelum memutuskan untuk membeli mobil bekas, terutama yang berkapasitas mesinnya besar,” katanya di Jakarta hari ini.
Menurutnya, penjualan mobil bekas di WTC Mangga Dua maupun pusat penjualan mobil yang sejenis di Tanah Air masih didominasi oleh mobil berkapastias mesin kecil yaitu 1.500 cc ke bawah dan mobil bermesin solar.
Penjualan dua jenis mobil tersebut, lanjutnya, laris manis seperti menjual pisang goreng, terutama pada Maret 2012 ketika masyarakat kesulitan untuk mendapatkan mobil yang baru sehingga mereka mencari alternatif mobil bekas.
Adapun pemicu lainnya adalah rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dan pembatasan konsumsinya berdasarkan kapasitas mesin mobil yang akhirnya ditangguhkan pemberlakuannya, serta pembatasan uang muka pembelian kredit mobil sebesar 25%-30%.
Herjanto mengatakan situasi tersebut mendongkrak penjualan mobil bekas di WTC Mangga Dua hingga mencapai 2.600 unit pada Maret 2012. Tingginya permintaan mobil bekas itu seperti saat menjelang hari raya Lebaran, yang diikuti lonjakan harga sekitar Rp5 juta-Rp7 juta per unit.
Permintaan pasar untuk mobil bekas berkapasitas mesin di bawah 1.500 cc sangat tinggi, termasuk yang berbahan bakar solar, karena banyak pembeli mempertimbangkan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang akan naik dan harga Pertamax yang lebih mahal.
“Penjualan mobil bekas berkapasitas di bawah 1.500 cc seperti Avanza dan Xenia itu laris manis seperti jual pisang goreng, termasuk mobil berbahan bakar solar. Akibat permintaan pasar yang tinggi, harganya juga bergerak naik sekitar Rp5 juta-Rp7 juta per unit,” ujarnya.
Menurutnya, kebijakan pemerintah membatalkan rencana pembatasan konsumsi BBB bersubsidi berdasarkan kapasitas mesin mobil itu dapat mendongkrak penjualan mobil bekas berbahan bakar premium di atas 1.500 cc yang anjlok dalam dua bulan terakhir ini.
Namun, lanjutnya, penjualan mobil bekas berbahan bakar premium keluaran Eropa seperti BMW dan Mercedes, relatif tidak terpengaruh oleh kebijakan pemerintah yang terkait dengan harga BBM bersubsidi karena permintaannya tetap tinggi.
Dia menjelaskan realisasi penjualan mobil bekas di Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua Jakarta pada Januari 2012 mencapai 7.183 unit meningkat 13,64% diatas periode yang sama tahun lalu sebanyak 6.321 unit.
Sementara itu Ali Sahbana, seorang konsumen mobil bekas di Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua mengatakan mobil Mercedes keluaran 1970 yang baru dia beli tidak bisa dipaksakan menggunakan bahan bakar Pertamax walaupun kapasitas mesinnya besar mencapai 3.000 cc.
“Kalau pemerintah jadi menerapkan aturan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi untuk kendaraan berdasarkan kapasitas mesin mobil, maka susah diterapkan untuk mobil cc besar yang masih menggunakan carburetor seperti Mercedes buatan 1970 itu,” katanya. (sut)