Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HUTAN SENGON & JABONSerayu Makmur targetkan 5.000 ha

 

 

JAKARTA: PT Serayu Makmur Kayuindo menargetkan pengembangan wilayah penanaman 50 juta batang tanaman Sengon dan Jabon pada areal hampir 5.000 hektar dapat terealisasi hingga lima tahun ke depan.
 
Direktur Utama Pt Serayu Makmur Kayuindo Tjoa Tju San mengungkapkan produktivitas penanaman Sengon dan Jabon akan menopang kebutuhan bahan baku untuk pabrik veneer, bare core, dan kayu lapis yang berkapasitas 180.000 m3 per tahun.
 
Tjoa memperkirakan kebutuhan kayu bulat akan terus meningkat setiap tahun. Pada tahun ini, Serayu membutuhkan pasokan bahan baku hingga 320.000 m3 untuk menunjang pengolahan hasil kayu yang dominan menyasar pasar ekspor.
 
“Sampai sekarang jumlah pohon yang sudah berhasil ditanam mendekati 20 juta batang di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tahun ini kami mulai menanam di Jogjakarta,” ungkapnya kepada Bisnis hari ini.
 
Sepanjang tahun lalu,  Serayu mengekspor 60% hasil olahan kayu ke Jepang sebagai negara tujuan utama. Jepang menghargai produk kayu Serayu lebih tinggi ketimbang pasar domestik sekitar US$ 100 per m3.
 
Menurut Tjoa, kepastian pasokan bahan baku merupakan prioritas utama yang perlu terjamin. Selain menanam di lahan milik sendiri, Serayu juga membina masyarakat yang memiliki lahan pekarangan, lahan kebun khusus, dan lahan kebun campuran.
 
“Kami memberi bibit gratis dengan sistem bagi hasil atau tanaman mitra,” jelasnya.
 
Produksi bibit juga menjadi perhatian khusus. Serayu kini tengah mengembangkan benih tanaman Sengon, Jarak, dan Jabon di kawasan pembibitan di Cirebon. Serayu mampu menghasilkan sedikitnya 10.000 bibit setiap tahun yang siap disebar untuk mendukung industri berbasis kayu rakyat.
 
Hingga kini, sekitar 56 unit industri pengolahan hasil hutan (IPHH) memang sangat mengandalkan kayu hutan rakyat sebagai sumber bahan baku dengan total nilai investasi mencapai Rp 2,31 triliun. Industri kehutanan sangat diuntungkan karena dapat menyerap tenaga kerja langsung hingga 21.300 orang.
 
Direktur Bina Perhutanan Sosial Kemenhut Haryadi Himawan mengungkapkan pengembangan industri kehutanan berbasis rakyat dapat menjadi alternatif di tengah lesunya pasokan bahan baku kayu yang berasal dari hutan tanaman.
 
Hanya saja, Pengembangan hutan rakyat, seru Haryadi, masih lamban karena tidak dilakukan secara kolektif. Padahal, hutan rakyat memiliki karakteristik berbeda dengan sistem pengembangan hutan tanaman industri. Rata-rata masyarakat memiliki lahan terbatas dengan tingkat kepemilikan tidak lebih dari 0,5 ha.
 
Hingga kini, hutan rakyat yang terealisasi baru sekitar 3,5 juta ha sejak digagas 30 tahun lalu dan masih tersentralisasi di pulau Jawa. Kementerian Kehutanan berencana mengembangkan 15.000 unit KBR dengan pasokan 750 juta batang bibit ke seluruh daerah di Indonesia. Total dana yang dianggarkan mencapai Rp 750 miliar untuk menunjang proses pembibitan, penanaman, hingga perawatan. (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Sutarno

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper